Tautan-tautan Akses

10 Pejabat Iran Didakwa Atas Penembakan Pesawat Ukraina Tahun 2020


Ungkapan duka cita dan doa mengenang para korban kecelakaan pesawat Ukraina, di pintu gerbang Universitas Amri Kabir yang sebagian mahasiswanya menjadi korban kecelakaan tersebut di Teheran, Iran, Sabtu, 11 Januari 2020. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)
Ungkapan duka cita dan doa mengenang para korban kecelakaan pesawat Ukraina, di pintu gerbang Universitas Amri Kabir yang sebagian mahasiswanya menjadi korban kecelakaan tersebut di Teheran, Iran, Sabtu, 11 Januari 2020. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Media Iran mengutip jaksa penuntut militer Teheran yang mengatakan bahwa 10 pejabat negara itu telah didakwa terkait penembakan jatuh pesawat penumpang Ukraina pada 2020.

Jaksa militer Teheran Gholamabbas Torki membuat komentar itu, Selasa (6/4), saat menyerahkan jabatannya kepada Nasser Seraj. Kantor berita setengah resmi ISNA dan kantor berita pengadilan Iran Mizan melaporkan pernyataan tersebut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Setelah tiga hari menyangkal pada Januari 2020 di hadapan bukti yang semakin banyak, Iran akhirnya mengakui bahwa pasukannya secara keliru menembak jatuh pesawat jet Ukraina dengan dua misil darat-ke-udara.

Dalam laporan awal tentang insiden tahun lalu itu, pihak berwenang Iran menyalahkan operator pertahanan udara yang mereka katakan salah mengira Boeing 737-800 sebagai misil jelajah Amerika.

Penembakan itu terjadi pada hari yang sama ketika Iran melancarkan serangan rudal balistik terhadap pasukan AS di Irak sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak Amerika yang menewaskan seorang jenderal terkemuka Iran.

Pengakuan Iran atas penembakan pesawat sipil Ukraina yang menewaskan seluruh 176 awak dan penumpangnya sempat memicu protes di Iran meski para pejabat tinggi Iran dan pihak militer menyatakan permintaan maaf mereka. Sejumlah pihak bahkan menuntut pengunduran diri pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Sejumlah pengunjuk rasa menyebut pasukan elite Garda Revolusi Iran (IRGC) tidak kompeten dan menjadi beban memalukan masyarakat negara itu. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG