Pejabat PBB yang menjadi Koordinator Kemanusiaan dan Kediaman Warga di Yaman, David Gressly, mengatakan konflik dan kekerasan yang terus berlanjut di Yaman berdampak besar pada warga yang sangat ingin dapat segera membangun kembali kehidupan mereka. Gressly berbicara di Jenewa pada Senin (11/10), sehari setelah ledakan bom mobil di kota pelabuhan Aden yang menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai 110 orang lainnya.
“Saya melihat hancurnya sekolah, pabrik, jalan, jembatan dan juga sistem listrik. Hal-hal yang tujuh tahun lalu membuat Yaman dapat berfungsi, kini sudah tidak lagi ada," katanya.
Mantan pekerja bantuan itu memperingatkan eskalasi pertempuran baru-baru ini di bagian utara propinsi Marib yang kaya minyak. “Hal ini menambah orang yang mengungsi di kawasan itu, yag sebenarnya sudah mencapai satu juta orang.”
Ia juga memaparkan kantong-kantong wilayah di mana pertempuran masih terus berlanjut sehingga PBB tidak dapat menyampaikan bantuan. Kekhawatiran sejak lama adalah potensi terjadinya kelaparan akut di Yaman. PBB pada bulan Maret lalu telah menyerukan dikumpulkannya anggaran hingga $3,5 miliar untuk membantu mengatasi bahaya kelaparan akut itu, tetapi hingga saat ini yang terkumpul baru $2,1 miliar. PBB berjanji akan memberikan tambahan $500-600 juta.
Gressly mengatakan warga Yaman membutuhkan lebih dari sekedar layanan darurat seperti kesehatan, pendidikan, air bersih, akses dan dukungan bagi pengungsi di dalam negara itu sendiri, dan dukungan kehidupan. Anggaran untuk mendanai semua hal itu, tambahnya, hanya mencapai di bawah 20 persen. “Kita tidak dapat mengabaikan hal ini!” tegas Gressly. [em/jm]