Pemberontak Kurdi selama ini menjadi sumber ketegangan antara Amerika dan Turki. Amerika menganggap mereka sebagai sekutu penting dalam perang di Suriah, sedangkan Turki menganggap mereka sebagai teroris yang bersekutu dengan faksi-faksi separatis Kurdi Turki.
Juru bicara koalisi yang dipimpin Amerika mengatakan pasukan Kurdi bergerak ke arah timur “untuk mempersiapkan pembebasan Raqqa.” Namun belum jelas apakah seluruh pasukan Kurdi mundur, sebagaimana yang diminta Turki menjelang ofensifnya.
Menteri Luar Negeri Turki mengatakan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry telah berbicara dengannya melalui telepon Kamis pagi dan mengatakan pasukan Kurdi Suriah akan mundur.
Kerry berada di Arab Saudi untuk membahas operasi militer Amerika di Suriah dengan Pangeran Saudi Mohammed bin Salman, para diplomat
dari Bahrain dan Dewan Kerjasama Teluk.
Kerry ingin menggalang dukungan bagi rencana mengenai Suriah menjelang pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hari Jumat di Jenewa, Swiss.
Dalam pertemuan dengan Lavrov, kedua pihak akan berupaya mencapai kesepakatan mengenai kerjasama militer dan berbagi informasi dalam upaya menaklukkan militan ISIS di Suriah.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan keprihatinan yang dalam mengenai operasi militer Turki di perbatasan, terutama karena Turki menarget para pejuang milisi Kurdi. Kementerian tersebut menyatakan bahwa Turki, dengan menarget militan ISIS dan Kurdi Suriah, dapat semakin mengobarkan perang saudara di Suriah, menyebabkan “meningkatnya ketegangan antaretnis antara warga Kurdi dan Arab.” [uh/ab]