Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon berseru kepada bangsanya agar bersiap-siap menghadapi kekerasan yang lebih banyak, karena ia tidak melihat serangan yang hampir setiap hari dilancarkan warga Palestina akan berakhir.
Serangan hari Jum’at yang menyebabkan sedikitnya delapan anggota pasukan Israel luka-luka merupakan yang terbaru dalam dua bulan pertumpahan darah akibat ketegangan mengenai tempat di Yerusalam yang sama-sama suci bagi Yahudi maupun Muslim. Bentrokan berdarah dengan cepat menjalar ke Tepi Barat, Israel dan perbatasan Israel dengan Gaza.
Hebron adalah kota terbesar di Tepi Barat dan sering menjadi titik rawan bagi kekerasan. Banyak di antara orang Palestina yang terlibat dalam gelombang kekerasan sekarang berasal dari sana. Ketegangan terus meningkat di kota itu, tempat sekitar 850 pemukim Yahudi hidup di tengah puluhan ribu orang Palestina.
Israel menuduh kekerasan dewasa ini adalah akibat ujaran hasutan oleh pemuka-pemuka Palestina baik yang diucapkan maupun yang disebarkan lewat jejaring sosial. Sebaliknya Palestina mengatakan serangan-serangan itu disebabkan tidak adanya harapan untuk merdeka setelah bertahun-tahun berunding namun tidak menghasilkan perdamaian. [ka/al]