Guru TK berusia 29 tahun, Erika Brannock, dengan menggunakan kursi roda, keluar dari rumah sakit Boston hari Senin, tujuh minggu setelah dua bom meledak di dekat garis finish lomba itu, menewaskan tiga orang dan mencederai lebih dari 260 lainnya. Brannock mengatakan dia menghadapi rehabilitasi yang lama.
''Selanjutnya adalah rehabilitasi supaya lebih kuat, lebih baik dan bisa berjalan," ujar Brannock.
Brannock kehilangan kaki kirinya di atas lutut, salah satu dari sedikitnya 14 orang yang kakinya diamputasi setelah ledakan itu. Dia juga mengalami cedera serius pada kaki kanannya, dan kehilangan pendengaran.
Ketika meninggalkan rumah sakit, Brannock mengatakan ingin sekali menghadiri acara wisuda murid-muridnya hari Jumat, dan menjadi pendamping pernikahan seorang temannya keesokan harinya.
''Selanjutnya adalah rehabilitasi supaya lebih kuat, lebih baik dan bisa berjalan," ujar Brannock.
Brannock kehilangan kaki kirinya di atas lutut, salah satu dari sedikitnya 14 orang yang kakinya diamputasi setelah ledakan itu. Dia juga mengalami cedera serius pada kaki kanannya, dan kehilangan pendengaran.
Ketika meninggalkan rumah sakit, Brannock mengatakan ingin sekali menghadiri acara wisuda murid-muridnya hari Jumat, dan menjadi pendamping pernikahan seorang temannya keesokan harinya.