Perdana Menteri Jepang dan pimpinan perusahaan listrik TEPCO tampil di hadapan parlemen, Senin, untuk sidang dengar keterangan mengenai penanggulangan krisis nuklir pasca bencana gempa dan tsunami 11 Maret.
Mereka tampil dalam sidang ini setelah sehari sebelumnya TEPCO mengumumkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun untuk mendinginkan PLTN di Fukushima, yang memungkinkan puluhan ribuan penduduk yang terpaksa mengungsi untuk pulang ke rumah mereka.
Hasil angket pendapat umum yang dikeluarkan, Senin, menunjukkan bahwa lebih dari dua per tiga rakyat Jepang tidak puas dengan cara pemerintahan Perdana Menteri Naoto Kan menangani bencana nuklir. Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan rakyat menghendaki pemimpin baru untuk melakukan pembersihan besar-besaran kehancuran akibat tsunami.
Kan mengatakan kepada parlemen ia akan meninjau kembali dengan seksama kebijakan nuklirnya, dengan mengatakan akan mengesampingkan semua pandangan konvensional yang dianut sebelumnya. Pemimpin TEPCO, Masataka Shimzu, kembali meminta maaf atas penanangan oleh perusahaannya, dengan mengatakan tsunami yang sedahsyat tersebut terjadi di luar perkiraan siapapun.