Parlemen Irak menerima pengunduran diri Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi, Minggu (1/12). Tapi hal itu diperkirakan tidak akan mengakhiri protes-protes anti-pemerintah yang diwarnai kekerasan selama hampir dua bulan.
Mahdi mengundurkan diri Jumat (29/11). Presiden Barham Salih kini akan meminta blok terbesar di parlemen untuk menominasikan seorang perdana menteri baru.
Tapi ini masih perlu waktu beberapa minggu karena masih belum jelas koalisi partai mana yang membentuk blok terbesar.
Mahdi dan pemerintahannya telah setuju untuk menjabat sementara sampai perdana menteri baru disetujui.
Pengunduran diri Mahdi kemungkinan tidak akan memuaskan para demonstran anti-pemerintah yang telah mengatakan penunjukan perdana menteri baru saja tidak cukup. Mereka menuntut adanya perubahan pada sistem politik keseluruhan, yang mereka tuding korup, tidak kompeten, dan tidak berbuat banyak untuk membantu warga miskin Irak meskipun negaranya kaya minyak.
Protes-protes anti-pemerintah telah menewaskan hampir 400 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang sejak awal Oktober. [vm/pp]