Panglima angkatan bersenjata Nikaragua bulan ini menuduh jurnalis sebagai “tentara bayaran informasi” yang bermaksud menggulingkan pemerintahan Presiden Daniel Ortega.
“Kami mengatakan kepada para pencari keuntungan dan tentara bayaran informasi, yang dibiayai oleh kepentingan asing, bahwa kebohongan dan fitnah mereka tidak akan pernah memecah belah kami,” kata Jenderal Julio César Avilés Castillo.
Pada sebuah acara bulan ini yang menandai peringatan 44 tahun angkatan bersenjata negara tersebut, dia mengklaim bahwa para wartawan berusaha mendorong militer untuk menggulingkan presiden.
Panglima militer itu tidak menyebutkan nama media tertentu. Namun pernyataan tersebut muncul beberapa hari setelah situs berita Confidencial menerbitkan laporan tentang kepemimpinan angkatan bersenjata, termasuk Avilés.
Laporan tersebut mengatakan para pemimpin militer telah tunduk pada keinginan Ortega dan beberapa di antaranya terlibat dalam penumpasan protes pada tahun 2018. Avilés sendiri mendapat sanksi AS pada tahun 2020 karena perannya dalam tindakan tersebut. Dia kemudian mengesampingkan sanksi tersebut dan menganggapnya sebagai upaya untuk mendiskreditkan militer.
Elmer Rivas adalah jurnalis di Confidencial.
“Mengapa dia menyerang jurnalis? Karena mereka telah mendokumentasikan kasus-kasus eksekusi di luar hukum di daerah-daerah pedesaan, karena jurnalis telah mengungkapkan keterlibatan militer dengan kelompok paramiliter, yang tidak dilucuti senjatanya, dan juga melaporkan bagaimana mereka memperkaya diri mereka sendiri.”
Organisasi-organisasi media menolak klaim bahwa mereka berusaha menggulingkan pemerintah dan mengatakan pernyataan seperti itu memperburuk suasana yang sudah tidak bersahabat. [lt/ab]
Forum