Uni Eropa, Jumat (10/2), mengatakan merasa "puas dan lega" setelah Nikaragua membebaskan lebih dari 200 tahanan politik dan mengusir mereka ke Amerika Serikat.
Setelah pembicaraan diam-diam selama berminggu-minggu dengan Washington, Nikaragua, Kamis (10/2) mengizinkan 222 tahanan, termasuk mantan penantang Presiden Daniel Ortega, untuk naik pesawat carteran.
Uni Eropa mengatakan "menyambut baik peran pemerintah AS dalam memfasilitasi perjalanan yang aman" para tahanan, termasuk tiga orang yang merupakan warga negara blok tersebut.
"Meskipun mereka seharusnya tidak menghabiskan satu hari pun di penjara, hari ini Uni Eropa menyatakan kepuasan dan kelegaan," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataannya.
Sementara Uni Eropa menolak langkah untuk mencabut kewarganegaraan Nikaragua mereka, blok itu mengatakan "pembebasan mereka adalah langkah positif dan telah lama ditunggu yang harus diikuti dengan dialog dan tindakan lebih lanjut".
Pembebasan para tahanan merupakan langkah mengejutkan dari presiden Daniel Ortega yang semakin otoriter.
Amerika Serikat menyambut baik keputusan itu tetapi mengatakan bahwa keputusan tersebut dibuat secara sepihak tanpa janji apa pun sebagai imbalan bagi Ortega, yang dikenai sejumlah sanksi oleh AS.
Ratusan orang dikirim ke penjara di Nikaragua setelah protes anti-pemerintah pada tahun 2018 yang ditanggapi dengan penumpasan brutal. Penumpasan itu mengakibatkan 355 kematian dan lebih dari 100.000 orang melarikan diri ke pengasingan.
Puluhan tokoh oposisi ditangkap pada 2021, termasuk tujuh calon presiden, menjelang pemilu. Mereka dituduh merusak "integritas nasional".
Seorang Marxis di masa mudanya, Ortega adalah seorang gerilyawan dalam gerakan Sandinista yang awalnya mengambil alih kekuasaan pada tahun 1979 setelah menggulingkan kediktatoran keluarga Somoza yang didukung AS.
Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi pada para pejabat senior Nikaragua, termasuk istri Ortega, yang merupakan wakil presiden, dan putranya. [ab/lt]
Forum