Pakistan meningkatkan keamanan di sekitar mantan Perdana Menteri Imran Khan, Senin (16/5), kata Kementerian Dalam Negeri, dua hari setelah ia mengklaim pada sebuah rapat umum di provinsi Punjab bahwa ia menghadapi ancaman pembunuhan.
Kementerian itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa puluhan polisi, bersama pasukan paramiliter, telah ditugaskan ke kediaman Khan di Islamabad. Pasukan keamanan juga akan mengawal Khan setiap kali ia meninggalkan Islamabad ke bagian mana pun di negara itu, kata kementerian itu.
Dalam pidatonya di sebuah rapat umum di kota Sialkot, Sabtu lalu, Khan mengungkapkan adanya ancaman pembunuhan terhadap dirinya, namun tidak merincinya. Ia hanya mengklaim telah merekam pesan video yang merinci semuanya.
Para pendukung Khan menggelar berbagai rapat umum di berbagai pelosok negara itu sejak bulan lalu, setelah ia digulingkan oleh oposisi melalui mosi tidak percaya di Majelis Nasional. Ia digantikan oleh Perdana Menteri Shahbaz Sharif.
Sharif, Senin (16/5), juga memerintahkan pengaturan keamanan maksimum untuk Khan, menurut pernyataan pemerintah yang terpisah.
Khan kehilangan cengkeraman kekuasaan setelah sekutu-sekutu partainya dan mitra koalisi utamanya membelot pada awal April. Sejak digulingkan, ia menuntut pemilihan baru, dan mengklaim pemerintahan Sharif merupakan hasil konspirasi dengan AS. Washington dan pemerintah Sharif sama-sama membantah klaim konspirasi yang dituduhkan Khan.
Pakistan menghadapi serangan militan yang meningkat belakangan ini. Pada hari Minggu, seorang pembom bunuh diri melakukan serangan dekat kendaraan milik pasukan keamanan di bagian barat laut negara itu, dan menewaskan tiga tentara dan tiga anak. Sekelompok orang bersenjata di kota Peshawar membunuh dua anggota komunitas minoritas Sikh, Senin. Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan langka terhadap Sikh tersebut. [ab/ka]