Tautan-tautan Akses

Pakar: Presiden Iran Mendatang Tidak Akan Berbeda dengan Figur Raisi


Pasukan penjaga kehormatan membawa peti mati mendiang presiden Ebrahim Raisi saat prosesi pemakaman mendiang presiden tersebut dan tujuh orang lainnya yang tewas dalam kecelakaan helikopter, di Tabriz, ibu kota Azerbaijan, Timur Iran, 21 Mei 2024. (Kepresidenan Iran / AFP)
Pasukan penjaga kehormatan membawa peti mati mendiang presiden Ebrahim Raisi saat prosesi pemakaman mendiang presiden tersebut dan tujuh orang lainnya yang tewas dalam kecelakaan helikopter, di Tabriz, ibu kota Azerbaijan, Timur Iran, 21 Mei 2024. (Kepresidenan Iran / AFP)

Pakar menyebut presiden baru Iran dari hasil pemilihan umum nantinya tidak akan banyak mengubah kebijakan dan akan menyelaraskan dengan kebijakan-kebijakan yang ada saat ini.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengucapkan belasungkawa atas kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian bersama enam orang lainnya yang meninggal akibat helikopter yang mereka tumpangi jatuh di Provinsi Azerbaijan Timur, Barat Laut Iran, Minggu (19/5).

Innalillahi wainnailaihi raji'un. Saya turut berduka cita atas meninggalnya Presiden Ebrahim Raisi dan teman baik saya, Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian, beserta delegasi yang mendampingi presiden," tulis Retno di akun X.

Selain mengucapkan belasungkawa, Retno juga mengenang pertemuan terakhirnya dengan Menlu Abdollahian di Banjul, Gambia. Pertemuan tersebut terjadi di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar dua pekan lalu.

”Beliau adalah rekan kerja yang baik dan kami selalu meluangkan waktu untuk bertemu di sela-sela berbagai pertemuan. Semoga jiwanya istirahat dalam damai,” ujar Retno.

Dalam postingannya, Retno juga mengunggah foto-fotonya bersama Raisi dan Abdollahian dalam berbagai pertemuan.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei telah menetapkan masa berkabung nasional selama lima hari hingga Jumat dan mengangkat Wakil Presiden Pertama Muhammad Mukhbar sebagai pengganti sementara Raisi. Iran juga sudah menetapkan pemilihan presiden yang akan dilaksanakan 28 Juni mendatang.

Kematian Raisi telah membalikkan spekulasi yang berkembang mengenai siapa yang pada akhirnya akan menggantikan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang kini berusia 85 tahun dan kondisi kesehatannya yang kurang baik. Pasalnya, sejak lama Raisi menjadi sosok yang dilihat banyak kalangan sebagai figur potensial pengganti Khamenei jika kelak Khamenei meninggal atau mengundurkan diri.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia Yon Machmudi menjelaskan siapapun yang menang dalam pemilihan presiden Iran pada 28 Juni mendatang tidak akan jauh berbeda dengan figur seperti Raisi.

"Walaupun (presiden Iran) itu dipilih secara demokratis, tentu figur-figur itu adalah yang dekat dengan pemimpin spiritual Iran, yaitu Ali Khamenei. Jadi ke depannya nampaknya orang-orang yang dekat dengan Khamenei yang berpotensi untuk terpilih," kata Yon kepada VOA, Selasa (21/5).

Presiden baru Iran dari hasil pemilihan umum nantinya, kata Yon, tidak akan banyak mengubah kebijakan dan akan menyelaraskannya dengan kebijakan-kebijakan yang ada saat ini. Menurutnya, apa yang terjadi terhadap Raisi tidak akan mengganggu arah kebijakan Iran dan memberikan dampak terhadap negara Mullah itu.

Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Iran mengenai penyebab jatuhnya helikopter yang ditumpangi Raisi. Menurut Yon, peristiwa jatuhnya helikoter yang menewaskan Raisi sangat kecil ada kemungkinan sabotase dari Israel. Pasalnya jika hal itu benar, risikonya akan sangat besar dan itu akan membuka front pertempuran yang lebih besar antara tentara Iran dan Israel.

Rezasyah, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran mengatakan pemikiran dan kebijakan Raisi sudah sangat akomodatif. Dia menganggap Raisi cerdas, berwibawa, dan mampu mengkombinasikan nilai-nilai Syiah Imamiyah dengan nilai-nilai modern.

Presiden Iran Tewas: 5 Hari Berkabung Nasional, Ada Warga yang Lakukan Perayaan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:01:43 0:00

Terkait siapa kandidat terkuat yang akan menang dalam pemilihan presiden pada 28 Juni nanti, Rezasyah menekankan calon kuat itu harus mendapat restu dari Khamenei. Pasalnya, otoritas pengambilan keputusan tertinggi di Iran ada di tangan pemimpin tertinggi.

Di Iran, posisi pemimpin tertinggi sangat strategis dan sentral. Dengan menganut konsep dan sistem politik Vilayat-e Fahih, negara itu menempatkan wali-el Fakih sebagai pemimpin tertinggi. Wali el-Fakih atau pemimpin spiritual ini yang dijabat Khamenei, penerus pemimpin Revolusi 1979, Ayatollah Imam Khomeini.

Pakar: Presiden Iran Mendatang Tidak Akan Berbeda dengan Figur Raisi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:59 0:00

"Tapi setelah 50 hari ke depan, di mana ada seorang pimpinan (presiden) baru, saya pikir dia juga akan sama, tidak akan menyimpang jauh daripada garis besar yang telah dibuat oleh Presiden Raisi, karena mereka tentunya sudah belajar dari jatuhnya helikopter tersebut," ujarnya.

Pada Minggu Sore, helikopter yang membawa Raisi, Andollahian dan beberapa pendampingnya mengalami kecelakaan di wilayah Varzaghan, Provinsi Azerbaijan Timur. Helikopter yang dinaiki Raisi jatuh di area pegunungan di perbatasan Iran dan Azerbaijan , tepatnya 100 kilometer dari kota Tabriz, dekat sebuah desa bernama Tavil. [fw/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG