SEOUL —
Kejaksaan Korea Selatan telah mendakwa terhadap paling sedikit 100 orang setelah penyelidikan berbulan-bulan terhadap penyuapan di industri tenaga nuklir.
Skandal itu, terbesar dalam industri tenaga nuklir di Korea Selatan, melibat tuduhan adanya persekongkolan antara para pemasok suku cadang dan para pejabat di perusahaan-perusahaan energi negara.
Dua pejabat eksekutif senior diantara mereka yang didakwa, yaitu mantan CEO di Pembangkit Listrik tenaga Air dan Tenaga Nuklir Korea dan Wakil Direktur Perusahaan Listrik Korea atau KEPCO.
Seorang menteri di kantor koordinasi kebijakan pemerintah, Kim Dong Yeon, mengumumkan pengajuan dakwaan itu hari Kamis. Ia mengatakan, mereka menyelidiki sertifikat-sertifikat mengenai keselamatan 10 tahun untuk suku cadang di 20 reaktor nuklir di Korea Selatan.
Penyelidikan yang hampir selesai terhadap tiga reaktor yang tidak bekerja dan lima reaktor yang sedang dibangun mendapati lebih dari 2000 dokumen keselamatan yang palsu. Pihak berwenang mengatakan hampir semua suku cadang itu telah diganti.
Penyelidikan itu juga mendapati reaktor nuklir Korea Selatan terpaksa segera ditutup sampai 128 kali dalam sepuluh tahun belakangan karena suku cadang palsu. Tidak jelas apakah suku cadang itu termasuk yang dicantumkan dalam dokumen palsu tadi.
Para analis dan pejabat mengatakan budaya korupsi tercipta ketika bekas para pejabat pengatur dan industri dibolehkan bertukar pekerjaan.
Setelah skandal itu terbongkar tahun lalu, pemerintah melarang para pensiunan perusahaan negara diperkerjakan oleh perusahaan koperasi.
Tetapi kata Guru Besar Suh di Fakultas Teknik Nuklir Universitas Nasional Seoul, hubungan yang erat itu masih merupakan ancaman.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daichi, Jepang gagal bertahan terhadap gempa bumi dan tsunami tahun 2011, yang mengakibatkan kebocoran yang masih diusahakan diatasi di sana.
Para pengecam mengatakan sebagian dari perencanaan buruk di Fukushima adalah akibat hubungan lama dalam industri nuklir Jepang.
Menteri Korea Selatan Kim mengatakan, mereka masih menyelidiki 21 orang lagi bekas pejabat dan pejabat yang sekarang sehubungan dengan korupsi dalam reaktor nuklir.
Dua puluh tiga reaktor nuklir Korea Selatan menyediakan sepertiga aliran listrik di daerah miskin sumber alam negara itu. Tetapi, negara dengan ekonomi ke-empat terbesar di Asia itu berjuang untuk memenuhi kebutuhan listriknya yang semakin bertambah.
Bencana Fukushima telah mengurangi bantuan bagi pembangkit listrik tenaga nuklir, dan skandal nuklir Korea Selatan sendiri menimbulkan persoalan lebih lanjut.
Tetapi keprihatinan mengenai keselamatan tidak mengganggu pihak berwenang di Seoul, yang masih berencana membangun 16 reaktor nuklir lagi menjelang tahun 2030.
Skandal itu, terbesar dalam industri tenaga nuklir di Korea Selatan, melibat tuduhan adanya persekongkolan antara para pemasok suku cadang dan para pejabat di perusahaan-perusahaan energi negara.
Dua pejabat eksekutif senior diantara mereka yang didakwa, yaitu mantan CEO di Pembangkit Listrik tenaga Air dan Tenaga Nuklir Korea dan Wakil Direktur Perusahaan Listrik Korea atau KEPCO.
Seorang menteri di kantor koordinasi kebijakan pemerintah, Kim Dong Yeon, mengumumkan pengajuan dakwaan itu hari Kamis. Ia mengatakan, mereka menyelidiki sertifikat-sertifikat mengenai keselamatan 10 tahun untuk suku cadang di 20 reaktor nuklir di Korea Selatan.
Penyelidikan yang hampir selesai terhadap tiga reaktor yang tidak bekerja dan lima reaktor yang sedang dibangun mendapati lebih dari 2000 dokumen keselamatan yang palsu. Pihak berwenang mengatakan hampir semua suku cadang itu telah diganti.
Penyelidikan itu juga mendapati reaktor nuklir Korea Selatan terpaksa segera ditutup sampai 128 kali dalam sepuluh tahun belakangan karena suku cadang palsu. Tidak jelas apakah suku cadang itu termasuk yang dicantumkan dalam dokumen palsu tadi.
Para analis dan pejabat mengatakan budaya korupsi tercipta ketika bekas para pejabat pengatur dan industri dibolehkan bertukar pekerjaan.
Setelah skandal itu terbongkar tahun lalu, pemerintah melarang para pensiunan perusahaan negara diperkerjakan oleh perusahaan koperasi.
Tetapi kata Guru Besar Suh di Fakultas Teknik Nuklir Universitas Nasional Seoul, hubungan yang erat itu masih merupakan ancaman.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daichi, Jepang gagal bertahan terhadap gempa bumi dan tsunami tahun 2011, yang mengakibatkan kebocoran yang masih diusahakan diatasi di sana.
Para pengecam mengatakan sebagian dari perencanaan buruk di Fukushima adalah akibat hubungan lama dalam industri nuklir Jepang.
Menteri Korea Selatan Kim mengatakan, mereka masih menyelidiki 21 orang lagi bekas pejabat dan pejabat yang sekarang sehubungan dengan korupsi dalam reaktor nuklir.
Dua puluh tiga reaktor nuklir Korea Selatan menyediakan sepertiga aliran listrik di daerah miskin sumber alam negara itu. Tetapi, negara dengan ekonomi ke-empat terbesar di Asia itu berjuang untuk memenuhi kebutuhan listriknya yang semakin bertambah.
Bencana Fukushima telah mengurangi bantuan bagi pembangkit listrik tenaga nuklir, dan skandal nuklir Korea Selatan sendiri menimbulkan persoalan lebih lanjut.
Tetapi keprihatinan mengenai keselamatan tidak mengganggu pihak berwenang di Seoul, yang masih berencana membangun 16 reaktor nuklir lagi menjelang tahun 2030.