Oposisi Ukraina meminta negara-negara besar Eropa memberi sanksi kepada anggota kabinet pemerintah, beberapa jam setelah Yurliy Lutsenko, mantan menteri dalam negeri Ukraina yang kini menjadi pemimpin oposisi, dirawat di rumah sakit karena dipukuli dalam bentrokan antara demonstran dan polisi.
Istri Lutsenko pada Sabtu (11/1) mengatakan Yurliy dalam perawatan intensif setelah polisi anti-huru hara memukulnya beberapa kali di kepala dan ia kehilangan kesadaran. Ia memaparkan, suaminya datang ke demonstrasi di Kyiv Jumat malam untuk membujuk polisi agar tidak menggunakan kekerasan terhadap demonstran pro-Uni Eropa.
Pemimpin oposisi Ukraina Viktor Klitschko mengatakan ia telah meminta pemimpin Eropa untuk mempertimbangkan sanksi-sanksi pribadi terhadap anggota pemerintah. Ia menyatakan, sementara anggota Uni Eropa di Jerman Jumat tampaknya berharap pihak berwenang Ukraina tidak akan pernah lagi menggunakan kekerasan terhadap warga, suasana hati mereka pada Sabtu berubah.
Kekerasan itu terjadi setelah pengadilan Kyiv menjatuhkan hukuman penjara enam tahun bagi tiga orang yang dituduh pada 2011 berencana meledakkan patung pendiri Uni Soviet Vladimir Lenin. Media setempat di Ukraina menayangkan rekaman demonstran yang babak belur dipukuli, termasuk Lutsenko. Pimpinan oposisi mengatakan setidaknya 11 demonstran dibawa ke rumah sakit, sementara Kementerian Dalam Negeri mengatakan sekitar 20 petugas polisi terluka dalam bentrokan itu.
Demonstran anti-pemerintah memenuhi ruas-ruas jalan dan Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina sejak November, ketika Presiden Viktor Yanukovych berubah sikap dan menolak menandatangani kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa. Sebaliknya, ia memilih memperkuat hubungan dengan Rusia.
Sejak itu, Rusia berjanji membayar US$15 miliar utang Ukraina dan mengurangi harga jual gas Rusia ke Ukraina guna memperkuat ekonomi negara itu yang sedang kesulitan.
Demonstran menuntut pemerintah agar menghormati janjinya menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa.
Istri Lutsenko pada Sabtu (11/1) mengatakan Yurliy dalam perawatan intensif setelah polisi anti-huru hara memukulnya beberapa kali di kepala dan ia kehilangan kesadaran. Ia memaparkan, suaminya datang ke demonstrasi di Kyiv Jumat malam untuk membujuk polisi agar tidak menggunakan kekerasan terhadap demonstran pro-Uni Eropa.
Pemimpin oposisi Ukraina Viktor Klitschko mengatakan ia telah meminta pemimpin Eropa untuk mempertimbangkan sanksi-sanksi pribadi terhadap anggota pemerintah. Ia menyatakan, sementara anggota Uni Eropa di Jerman Jumat tampaknya berharap pihak berwenang Ukraina tidak akan pernah lagi menggunakan kekerasan terhadap warga, suasana hati mereka pada Sabtu berubah.
Kekerasan itu terjadi setelah pengadilan Kyiv menjatuhkan hukuman penjara enam tahun bagi tiga orang yang dituduh pada 2011 berencana meledakkan patung pendiri Uni Soviet Vladimir Lenin. Media setempat di Ukraina menayangkan rekaman demonstran yang babak belur dipukuli, termasuk Lutsenko. Pimpinan oposisi mengatakan setidaknya 11 demonstran dibawa ke rumah sakit, sementara Kementerian Dalam Negeri mengatakan sekitar 20 petugas polisi terluka dalam bentrokan itu.
Demonstran anti-pemerintah memenuhi ruas-ruas jalan dan Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina sejak November, ketika Presiden Viktor Yanukovych berubah sikap dan menolak menandatangani kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa. Sebaliknya, ia memilih memperkuat hubungan dengan Rusia.
Sejak itu, Rusia berjanji membayar US$15 miliar utang Ukraina dan mengurangi harga jual gas Rusia ke Ukraina guna memperkuat ekonomi negara itu yang sedang kesulitan.
Demonstran menuntut pemerintah agar menghormati janjinya menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa.