Tautan-tautan Akses

Opioid Mungkin Kurangi Jumlah Pekerja di Amerika


Sekelompok perempuan berpartisipasi dalam sesi konseling untuk penyalahgunaan obat opioid di The Village South, di Miami. (Foto:dok)
Sekelompok perempuan berpartisipasi dalam sesi konseling untuk penyalahgunaan obat opioid di The Village South, di Miami. (Foto:dok)

Riset baru menunjukkan bahwa penyalahgunaan opioid mungkin mengurangi secara signifikan jumlah orang usia kerja yang punya pekerjaan di Amerika.

Kajian menunjukkan persentase orang umur 25 sampai 54 yang bekerja turun. Alan Krueger dari Universitas Princeton menunjukkan bahwa penurunan terjadi paling tajam di wilayah-wilayah dimana tingkat resep obat opioid tinggi.

Opioid adalah obat-obatan yang menimbulkan kecanduan, termasuk obat resep penghilang rasa sakit dan narkotika illegal, terutama heroin.

Menurut Krueger, persentase perempuan usia kerja yang punya kerja juga turun, dan epidemi opioid dan partisipasi kerja terkait satu sama lain. Krueger sebelumnya melaporkan bahwa sejumlah besar lelaki usia kerja yang tidak bekerja minum obat resep penghilang rasa sakit setiap hari.

Partisipasi tenaga kerja telah merosot selama puluhan tahun, sebagian besar karena usia rata-rata perkerja naik dan makin banyak orang pensiun. Persentase orang dewasa yang bekerja mencapai titik tertinggi, 67 persen, tahun 2000, dan belum lama ini turun ke titik terendah dalam 40 tahun menjadi 62 persen. Kajian baru itu menunjukkan penyalahgunaan opioid mungkin merupakan 20 persen dari penurunan itu.

Pakar pemerintah melaporkan bahwa 11,8 juta orang menyalahgunakan opioid tahun 2016, termasuk hampir satu juta yang menggunakan heroin.

Sebelumnya pernah dilaporkan bahwa 91 orang meninggal dunia setiap hari di Amerika karena overdosis opioid. [ds]

XS
SM
MD
LG