Presiden Amerika Barack Obama memperoleh dukungan Indonesia atas kesepakatan perdagangan Trans-Pasifik yang kontroversial itu, setelah Presiden Jokowi Widodo menyatakan akan bergabung.
Ketika bertemu Presiden Obama di Gedung Putih hari Senin (26/10), Presiden Joko Widodo siap menghadapi risiko kemarahan pihak nasionalis di dalam negeri dan berjanji bergabung dalam pakta perdagangan trans-pasifik (TPP).
"Indonesia adalah ekonomi terbuka, dan dengan penduduk 250 juta, kami adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara," ujar Widodo di Oval Office. Ia menegaskan, "Indonesia bermaksud bergabung dalam TPP."
12 Negara kini bergabung dalam kemitraan trans-pasifik (TPP), termasuk Australia, Kanada, Jepang, Meksiko, Vietnam, dan Amerika, menjadikannya kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia.
Kesepakatan itu dinilai sebagian orang untuk mengimbangi pengaruh pertumbuhan ekonomi China di kawasan tersebut.
Persetujuan Presiden Jokowi merupakan kemenangan politik bagi Obama, yang mengarahkan pakta yang sudah lengkap itu untuk menerobos sikap permusuhan Kongres Amerika, yang dikuasai Partai Republik, dan tanpa dukungan penuh dari partainya, Demokrat.
Obama mengklaim TPP mempunyai standar buruh dan lingkungan hidup terkuat dibanding dengan kesepakatan perdagangan manapun yang telah ditandatangani Amerika.
Kunjungan Joko Widodo ke Gedung Putih merupakan yang pertama oleh presiden Indonesia dalam 10 tahun terakhir dan dilakukan setahun setelah mantan gubenur DKI Jakarta itu menjadi presiden.
Di Oval Office, Obama memuji reformasi ekonomi Joko Widodo, presiden berusia 54 tahun, yang seperti Obama, naik ke tampuk kekuasaan sebagai orang luar yang menjanjikan perubahan. [ka]