Kesepakatan perdagangan Kemitraan Trans Pasifik (Trans-Pacific Partnership atau TPP) yang diprakarsai oleh AS menjanjikan peningkatan ekonomi 12 negara yang berpartisipasi dengan membuka pasar mereka satu sama lain, namun tingkat keuntungan yang diperoleh negara-negara tersebut diperkirakan tidak akan merata.
Di antara pemenang terbesar dari Kemitraan Trans-Pasifik adalah Vietnam, di mana industri garmen dan sepatu di sana akan mendapatkan keuntungan dari penghapusan tarif di Amerika Serikat dan di negara-negara pengimpor utama produk garmen lainnya.
Para ahli mengatakan Jepang sebagai pembuat mobil dan suku cadang mobil, serta Malaysia dengan industri semikonduktor dan elektronik juga akan mendapatkan keuntungan besar dari kesepakatan perdagangan ini, yang disepakati oleh 12 negara hari Senin (5/10) lalu, setelah melalui perundingan yang berjalan lima tahun lebih.
Pakta perdagangan tersebut, yang masih membutuhkan ratifikasi dari masing-masing negara, bertujuan untuk meliberalisasi perdagangan dan memperketat aturan tenaga kerja serta standar lingkungan di negara-negara anggotanya. Ekonomi ke-12 negara anggota TPP tersebut meliputi sekitar dua-perlima (atau 40 persen) dari ekonomi dunia.
Kemitraan Trans-Pasifik atau TPP, merupakan kebijakan penting pemerintahan Presiden AS Barack Obama untuk terlibat lebih besar dengan negara-negara Asia, guna mengimbangi semakin besarnya pengaruh China di kawasan itu.
China dapat ikut bergabung dengan pakta TPP jika memenuhi standar lingkungan dan tenaga kerja yang telah ditentukan. Sebagai akibat dari tidak masuknya Beijing ke dalam TPP, produsen China kehilangan beberapa peluang perdagangan, terutama karena negara-negara Asia lainnya ikut bergabung.
Banyak manfaat dari kesepakatan perdagangan bebas ini akan dinikmati oleh Vietnam, di mana perekonomian mereka telah tumbuh cukup pesat yang didorong oleh kehadiran industri manufaktur di negara ini.
"(TPP) ini benar-benar merupakan transformasi bagi (ekonomi) Vietnam," kata Rajiv Biswas, kepala ekonom Asia Pasifik di lembaga IHS Global Insight. "Mereka akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar atas tingginya ekspor garmen ke pasar AS, yang saat ini masih membebankan pajak impor sebesar 17 persen terhadap impor produk garmen,” tambahnya.
Namun, keuntungan yang diperoleh Vietnam cenderung akan mengorbankan pekerjaan pada industri pakaian dan sepatu di Meksiko, serta industri terkait di Kanada dan Amerika. Meski demikian, para pendukung kesepakatan TPP mengatakan bahwa ketiga negara tersebut, Meksiko, Kanada dan AS, akan mendapatkan keuntungan dari sektor industri lainnya, seperti pertanian, mesin, dan peralatan listrik.
Pakta perdagangan TPP, dan perjanjian perdagangan bebas yang baru-baru ini ditandatangani dengan Uni Eropa, diharapkan untuk mempercepat investasi asing ke Vietnam. Produsen seperti Samsung Electronics telah menyiapkan pabrik baru di Vietnam selama beberapa tahun terakhir.Hal ini menunjukkan terus meningkatnya daya tarik Vietnam terhadap investasi asing. Sementara China yang telah lama berperan sebagai kekuatan manufaktur dunia mulai menurun, karena terus meningkatnya upah tenaga kerja di sana. [pp]