WASHINGTON DC —
Presiden Obama diambil sumpahnya Minggu siang dalam upacara yang berlangsung sekitar setengah menit di Ruang Biru Gedung Putih. Ibu negara Michelle Obama, kedua puteri mereka – Malia dan Sasha, serta sekelompok kecil wartawan ikut menyaksikan ketika Ketua Mahkamah Agung John Roberts membacakan sumpah jabatan itu.
Presiden Obama menyalami John Roberts, mencium istri dan kedua puterinya dan kemudian mengatakan kepada keluarganya “I did it” (Saya telah melakukannya).
Pengambilan sumpah ini menandai yang ketujuh kalinya dalam sejarah Amerika, ketika seorang presiden diambil sumpahnya pada hari Minggu, sebelum upacara seremonial pada keesokan harinya. Konstitusi Amerika mensyaratkan masa jabatan presiden dimulai pada tanggal 20 Januari.
Presiden Obama menggunakan kitab Injil milik nenek istrinya – LaVaughn Delores Robinson.
Dalam pelantikan di hadapan umum hari Senin di Capitol Hill, Presiden Obama kembali akan meletakkan tangannya di atas kitab Injil yang digunakan oleh Presiden Abraham Lincoln ketika dilantik tahun 1861.
Presiden Obama juga akan menggunakan kitab Injil kedua – yang sebelumnya merupakan milik mendiang pejuang HAM Dr. Martin Luther King Jr.. Upacara ini dilaksanakan pada hari libur nasional yang ditetapkan untuk menghormati Dr. Martin Luther King Jr..
Pelantikan tahun ini juga menandai peringatan 50 tahun pawai tahun 1963 di Washington demi persamaan hak warga Amerika keturunan Afrika, dan peringatan 150 tahun Proklamasi Emansipasi Presiden Abraham Lincoln yang menggagas proses pembebasan para budak di Amerika.
Presiden Obama dan keluarga hari Minggu juga menghadiri upacara di Gereja Metropolitan African Methodist Episcopal, yang merupakan sebuah tempat sejarah yang penting bagi warga Amerika keturunan Afrika.
Sebelumnya Wakil Presiden Joe Biden Minggu pagi diambil sumpahnya di kediaman resminya di Naval Observatory di Washington, dengan menggunakan kitab Injil keluarga. Joe Biden diambil sumpah oleh Jaksa Agung Sonia Sotomayor. Ini merupakan untuk pertama kalinya seorang hakim Amerika keturunan Hispanik melakukan hal ini.
Presiden Obama dan Wakil Presiden Joe Biden meletakkan karangan bunga di makam tak dikenal di Arlington National Cemetery untuk menghormati keluarga militer.
Presiden Obama memulai masa jabatan keduanya di tengah campuran rasa optimis dan pesimis tentang ekonomi, kemampuan para pemimpin mengesampingkan perselisihan demi memprioritaskan kemajuan dalam penciptaan lapangan kerja dan menyelesaikan masalah keuangan.
Tingkat dukungan pada Presiden Obama secara pribadi, tinggi. Beberapa jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Amerika lebih optimis terhadap masa jabatan kedua Obama. Tetapi hampir separuh warga yakin Presiden Obama dan anggota-anggota Kongres dari Partai Republik akan mampu bekerjasama.
John Hudak – ahli pemerintahan di Brookings Institution mengatakan, “Solusi terbaik saat ini adalah aturan apapun yang bisa lolos di Kongres dan ditandatanganinya, lebih banyak ia bekerjasama dengan Kongres dengan konsep hubungan eksekutif – legislatif, maka lebih besar manfaat dalam menyampaikan masalah-masalah nyata yang kita alami”.
Tema resmi pelantikan masa jabatan kedua Presiden Obama ini adalah “our people – our future” atau “rakyat kita – masa depan kita”. Rincian pidatonya hari Senin belum diketahui. Para pembantu Obama mengatakan ia masih terus melakukan perubahan dalam teks tersebut.
Ia mungkin merujuk pada kebuntuan politik di Washington, tapi video yang dirilis Gedung Putih pekan lalu tampaknya bisa memberi petunjuk atas pidato Obama.
“Amerika telah melewati beberapa masa sangat sulit sebelumnya, tetapi kita selalu bisa melewatinya. Tugas ini secara konstan menyempurnakan rasa persatuan kita, menjadikannya lebih adil dan memastikan bahwa setiap orang di negara ini memiliki kesempatan yang sama, bahwa jika kita bekerja keras, anda bisa berhasil – terlepas dari asal-usul kita, atau bagaimana rupa kita, atau dari mana kita berasal, dan siapa Tuhan kita,” kata Presiden Obama.
Sekitar tiga minggu selepas pidato pelantikan hari Senin ini, Presiden Obama akan menyampaikan pidato tahunan pada 12 Februari.
Ia akan menggunakan pidato tahunan itu untuk menjabarkan rincian kebijakannya pada masa jabatan kedua, dengan agenda-agenda utama soal ekonomi, reformasi imigrasi, aturan baru pengawasan senjata, dan kelanjutan penarikan pasukan tempur Amerika dari Afghanistan.
Presiden Obama menyalami John Roberts, mencium istri dan kedua puterinya dan kemudian mengatakan kepada keluarganya “I did it” (Saya telah melakukannya).
Pengambilan sumpah ini menandai yang ketujuh kalinya dalam sejarah Amerika, ketika seorang presiden diambil sumpahnya pada hari Minggu, sebelum upacara seremonial pada keesokan harinya. Konstitusi Amerika mensyaratkan masa jabatan presiden dimulai pada tanggal 20 Januari.
Presiden Obama menggunakan kitab Injil milik nenek istrinya – LaVaughn Delores Robinson.
Dalam pelantikan di hadapan umum hari Senin di Capitol Hill, Presiden Obama kembali akan meletakkan tangannya di atas kitab Injil yang digunakan oleh Presiden Abraham Lincoln ketika dilantik tahun 1861.
Presiden Obama juga akan menggunakan kitab Injil kedua – yang sebelumnya merupakan milik mendiang pejuang HAM Dr. Martin Luther King Jr.. Upacara ini dilaksanakan pada hari libur nasional yang ditetapkan untuk menghormati Dr. Martin Luther King Jr..
Pelantikan tahun ini juga menandai peringatan 50 tahun pawai tahun 1963 di Washington demi persamaan hak warga Amerika keturunan Afrika, dan peringatan 150 tahun Proklamasi Emansipasi Presiden Abraham Lincoln yang menggagas proses pembebasan para budak di Amerika.
Presiden Obama dan keluarga hari Minggu juga menghadiri upacara di Gereja Metropolitan African Methodist Episcopal, yang merupakan sebuah tempat sejarah yang penting bagi warga Amerika keturunan Afrika.
Sebelumnya Wakil Presiden Joe Biden Minggu pagi diambil sumpahnya di kediaman resminya di Naval Observatory di Washington, dengan menggunakan kitab Injil keluarga. Joe Biden diambil sumpah oleh Jaksa Agung Sonia Sotomayor. Ini merupakan untuk pertama kalinya seorang hakim Amerika keturunan Hispanik melakukan hal ini.
Presiden Obama dan Wakil Presiden Joe Biden meletakkan karangan bunga di makam tak dikenal di Arlington National Cemetery untuk menghormati keluarga militer.
Presiden Obama memulai masa jabatan keduanya di tengah campuran rasa optimis dan pesimis tentang ekonomi, kemampuan para pemimpin mengesampingkan perselisihan demi memprioritaskan kemajuan dalam penciptaan lapangan kerja dan menyelesaikan masalah keuangan.
Tingkat dukungan pada Presiden Obama secara pribadi, tinggi. Beberapa jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Amerika lebih optimis terhadap masa jabatan kedua Obama. Tetapi hampir separuh warga yakin Presiden Obama dan anggota-anggota Kongres dari Partai Republik akan mampu bekerjasama.
John Hudak – ahli pemerintahan di Brookings Institution mengatakan, “Solusi terbaik saat ini adalah aturan apapun yang bisa lolos di Kongres dan ditandatanganinya, lebih banyak ia bekerjasama dengan Kongres dengan konsep hubungan eksekutif – legislatif, maka lebih besar manfaat dalam menyampaikan masalah-masalah nyata yang kita alami”.
Tema resmi pelantikan masa jabatan kedua Presiden Obama ini adalah “our people – our future” atau “rakyat kita – masa depan kita”. Rincian pidatonya hari Senin belum diketahui. Para pembantu Obama mengatakan ia masih terus melakukan perubahan dalam teks tersebut.
Ia mungkin merujuk pada kebuntuan politik di Washington, tapi video yang dirilis Gedung Putih pekan lalu tampaknya bisa memberi petunjuk atas pidato Obama.
“Amerika telah melewati beberapa masa sangat sulit sebelumnya, tetapi kita selalu bisa melewatinya. Tugas ini secara konstan menyempurnakan rasa persatuan kita, menjadikannya lebih adil dan memastikan bahwa setiap orang di negara ini memiliki kesempatan yang sama, bahwa jika kita bekerja keras, anda bisa berhasil – terlepas dari asal-usul kita, atau bagaimana rupa kita, atau dari mana kita berasal, dan siapa Tuhan kita,” kata Presiden Obama.
Sekitar tiga minggu selepas pidato pelantikan hari Senin ini, Presiden Obama akan menyampaikan pidato tahunan pada 12 Februari.
Ia akan menggunakan pidato tahunan itu untuk menjabarkan rincian kebijakannya pada masa jabatan kedua, dengan agenda-agenda utama soal ekonomi, reformasi imigrasi, aturan baru pengawasan senjata, dan kelanjutan penarikan pasukan tempur Amerika dari Afghanistan.