Tautan-tautan Akses

Muson di India Bersihkan Atmosfer, Tapi Menyebarkan Polusi


Pesawat HALO melakukan penerbangan yang tinggi untuk mengumpulkan sampel udara, guna mengetahui polusi kimia khususnya dari Asia Selatan.
Pesawat HALO melakukan penerbangan yang tinggi untuk mengumpulkan sampel udara, guna mengetahui polusi kimia khususnya dari Asia Selatan.

Ada kabar baik dan kabar buruk tentang monsoon (angin muson) pada musim panas di India. Menurut penelitian baru, muson di Asia Selatan itu membantu membersihkan atmosfer dan menyebarkan polusi sampai sejauh Tibet.

Karena Asia Selatan membakar bahan bakar fosil, para peneliti dari Jerman mengatakan badai yang berputar searah jarum jam menarik emisi tinggi ke troposfer. Di sana, reaksi kimia yang ditimbulkan petir mengubah polutan menjadi bentuk yang lebih stabil, yang jatuh ke bumi sebagai hujan yang tidak berbahaya.

Tetapi, tidak semua emisi mencapai ketinggian itu, dan itu adalah polusi yang ditemukan para periset jauh dari Asia Selatan.

Jos Lelieveld dari Max Planck Institute for Chemistry dan rekan-rekan penelitinya yakin bahwa sirkulasi arus udara menarik polusi ke atas dan secara bertahap menyebarkannya ke area yang lebih luas.

Untuk menguji ini, para ilmuwan membuat tujuh belas penerbangan yang tinggi untuk mengumpulkan sampel udara, yang mereka ukur untuk mengetahui polusi kimia khususnya dari Asia Selatan.

Dengan menggabungkan pengukuran ini dengan model komputer sirkulasi udara, para periset melacak jalur kontaminan dan bagaimana kontaminan berubah ketika mencapai ketinggian yang lebih tinggi.

Seperti yang diduga, pada ketinggian yang lebih rendah, monsun Asia Selatan menyebar polutan ke wilayah yang luas, termasuk daerah yang jauh seperti Tibet. Namun, para ilmuwan juga menemukan bahwa monsun di Asia Selatan menarik udara yang tercemar dari atmosfer ke troposfer yang jauh lebih tinggi, di mana dengan bantuan petir dari badai, akan bereaksi dengan gas lain, dan dapat tersapu oleh hujan.

Sementara siklus ekstraksi polusi ini membantu membersihkan atmosfer setempat, aliran udara menuju troposfer adalah proses yang sangat lambat yang dapat memakan waktu berminggu-minggu. Para periset mengatakan mungkin perlu lebih dari satu bulan untuk proses terkumpulnya polusi dan proses kimia yang mengubahnya menjadi bentuk yang tidak merugikan.

Sayangnya, kata Lelieveld kepada VOA, “Monsoon (muson) melemah, yang dapat mengurangi mekanisme pembersihan. Kami juga percaya bahwa polusi udara ikut menyebabkan melemahnya monsun.”

Dia menambahkan,“Secara intuitif, jika angin melemah, polusi akan lebih banyak tetap berada lebih dekat ke tanah daripada terangkat ke atas. ”

Meskipun muson Asia Selatan telah berhasil mengimbangi laju emisi sejauh ini, para ilmuwan mengatakan terus meningkatnya polusi udara mungkin melebihi kemampuan badai menjalankan fungsinya sebagai pembersih polutan, sehingga proses ini menjadi terhambat.

Penelitian itu dimuat dalam jurnal Science. [sp/ds]

XS
SM
MD
LG