Mendekati akhir bulan Ramadan, komunitas Muslim di Los Angeles timur, California, mencoba merangkul warga non-Muslim untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang cinta damai, dan tidak ada kaitan dengan tindak kekerasan yang tergambar dalam liputan berita internasional.
Bulan Ramadan adalah masa di mana Muslim berpuasa dan memusatkan perhatian pada Tuhan. Tapi di Masjid Baitul Hameed, kota Chino, Ramadan adalah juga saatnya menemukan kesamaan dengan non-Muslim, menurut Karen Comstock.
"Sebagai penegak hukum profesional, kami merasakan penderitaan kalian karena setiap hari dalam berita, kita saksikan media sekuler menyampaikan berita tentang penegakan hukum dan kepolisian yang menurut saya salah," kata Comstock.
Sama seperti liputan media mengenai tindakan polisi yang berlebihan, banyak warga Muslim Amerika, termasuk Presiden Komunitas Muslim Ahmadiyah Los Angeles Ahsan Mahmood Khan, mengatakan berita tentang ekstremis Muslim di Timur Tengah dan tempat lain tidak mencerminkan Muslim yang sebenarnya.
"Ini persis seperti apa yang terjadi pasca 11 September, di mana Muslim dikaitkan dengan al-Qaida. Ada orang yang mengaku Muslim melakukan tindakan sangat keji dan menyatakan atas nama Allah, atas nama nabi, dan melakukan hal-hal mengerikan seperti itu, kemudian ada komunitas seperti kami," kata Khan.
Komunitas itu adalah Ahmadiyah. Berbeda dengan Muslim umumnya, Ahmadiyah percaya ada mesias atau Al-Masih dan Imam Mahdi yang dijanjikan, yaitu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, yang datang pada abad ke-19.
Beberapa tahun lalu, Komunitas Muslim Ahmadiyah di Amerika memulai kampanye yang disebut "Muslim Mendukung Loyalitas." Khan mengatakan pesan kampanye itu adalah seorang Muslim yang taat juga bisa menjadi warga Amerika yang loyal.
"Ini cara kami menjangkau masyarakat di seluruh dunia dan menunjukkan bahwa sebagai Muslim, kami juga setia kepada bangsa kami," ujar Khan.
Imam Masjid Baitul Hammed, Mohammed Zafarullah mengatakan Islam adalah agama damai, tapi ekstremis menodai agamanya.
"Mereka mengaku Muslim tetapi menurut agama kami, mereka bukan Muslim yang sebenarnya karena punya agenda sendiri atas nama agama," ujarnya.
Sebagian anggota komunitas ini mengaku prihatin karena pemuda Muslim di bagian-bagian lain dunia direkrut ekstrimis.
"Satu-satunya cara melawan citra negatif ini, yang mungkin bisa disampaikan kepada para pemuda adalah agar anak-anak muda kita berkomitmen untuk meluruskan citra tersebut," kata Khan.
Komunitas Muslim Ahmadiyah ini menyatakan, agama mereka berdasar cinta, kesetiaan dan perdamaian.