Mohammed Morsi, yang berumur 60 tahun itu adalah seorang insinyur tamatan Universitas Amerika dan ia berjanji akan membentuk pemerintahan yang inklusif, walaupun ia sendiri adalah tokoh kelompok Islam Ikhwanul Muslimin.
Ia lahir di kota Sharqiya di delta sungai Nil dan belajar ilmu teknik di Universitas Kairo, dan melanjutkan pendidikan di Universitas California Selatan. Setelah tamat, ia menjadi pembantu professor di universitas itu dan beberapa dari kelima anaknya lahir di Amerika dan punya kewarganegaraan Amerika.
Orang-orang Mesir, khususnya kelompok minoritas Kristen koptik curiga terhadap Morsi karena hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin.
Namun Morsi mengatakan, pemerintahan yang akan dipimpinnya tidak berarti Mesir akan menjadi negara teokratik, dan ia menjanjikan pemerintahan yang transparan dan inklusif.
Ia lahir di kota Sharqiya di delta sungai Nil dan belajar ilmu teknik di Universitas Kairo, dan melanjutkan pendidikan di Universitas California Selatan. Setelah tamat, ia menjadi pembantu professor di universitas itu dan beberapa dari kelima anaknya lahir di Amerika dan punya kewarganegaraan Amerika.
Orang-orang Mesir, khususnya kelompok minoritas Kristen koptik curiga terhadap Morsi karena hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin.
Namun Morsi mengatakan, pemerintahan yang akan dipimpinnya tidak berarti Mesir akan menjadi negara teokratik, dan ia menjanjikan pemerintahan yang transparan dan inklusif.