Ketegangan meningkat antara militer Sudan dan demonstran yang telah melakukan aksi duduk selama berpekan-pekan di sekitar markas militer di Khartoum. Seperti dilaporkan wartawan VOA Naba Mohiedeen dari Khartoum, demonstran bertekad bertahan sampai negara kembali ke pemerintahan sipil.
Dewan militer transisi Sudan hari Senin (22/4) memperingatkan demonstran bahwa mereka berencana membersihkan jalan-jalan di sekitar kementerian pertahanan.
Sementara itu, demonstran menyerukan demonstrasi yang lebih besar, meningkatkan risiko konfrontasi. Setelah pembicaraan akhir pekan dengan pimpinan aksi protes gagal, dewan militer mengeluarkan pernyataan yang memerintahkan agar barikade di sekitar aksi duduk, yang dimulai 6 April, segera dibongkar.
Kelompok yang memimpin protes, Asosiasi Profesional Sudan (SPA), menunda pembicaraan dengan militer hari Minggu karena menolak tuntutan SPA untuk segera menyerahkan kekuasaan ke dewan sipil. Anggota SPA Faisal Salih mengatakan demonstran sudah membuat daftar pemimpin sipil yang mereka inginkan.
Tetapi, pada pertemuan dengan dewan militer transisi hari Sabtu, ia mengatakan, situasi menemui jalan buntu. Jadi, mereka menunda pengumuman nama-nama dan menunda pembicaraan dengan dewan militer, kata Salih.
Dewan militer, yang menggantikan mantan Presiden Omar al-Bashir pada 11 April, didesak untuk mengembalikan kekuasaan sipil setelah mengumumkan masa transisi dua tahun. Meskipun Bashir dicopot, demonstran mencatat, dewan militer termasuk sekutu presiden yang lama berkuasa itu. Mereka mempertanyakan niat militer, dan menolak mengakhiri demonstrasi yang sudah berlangsung empat bulan sampai negara dibawah kepemimpinan sipil.
Analis politik Alfatih Mahmoud memperkirakan kebuntuan akan terjadi setelah 30 tahun di bawah Bashir. Ia mengatakan, ia berharap cakrawala baru akan dibuka bagi demonstran muda. Kekuatan politik akan berusaha membentuk diri dan menemukan cara mengekspresikan kehendak rakyat Sudan.
Protes di Sudan dimulai Desember lalu karena kekurangan bahan bakar dan makanan tetapi dengan cepat berubah menjadi tuntutan agar Bashir mundur. Kudeta militer akhirnya menggulingkannya 11 hari lalu.
Pihak berwenang militer Sudan mengatakan Bashir dipindahkan pekan lalu ke penjara federal dan banyak orang yang setia kepadanya ditahan atau diganti.(ka)