Kereta Jaffar Express, dengan sekitar 450 orang di dalamnya, sedang melakukan perjalanan ke utara dari Quetta, Balochistan, menuju Peshawar, Khyber Pakhtunkhwa, saat diserang bom dan senjata api pada hari Selasa.
Saat misi operasi militer berlanjut lebih dari 24 jam, kereta tersebut masih terhalang di sebuah terowongan dekat Sibbi, Balochistan sejak Selasa sore.
Pihak berwenang mengirimkan peti-peti mati dari stasiun kereta Quetta pada hari Rabu, karena khawatir akan jatuhnya korban.
Masinis kereta tersebut yang mengalami luka dalam serangan awal, meninggal dunia. Sedikitnya 37 orang yang terluka menjalani perawatan di rumah sakit.
Tentara Pembebasan Baloch, atau BLA, dengan cepat mengaku bertanggung jawab atas serangan berani tersebut. Dalam sebuah pernyataan kepada media, kelompok militan separatis terlarang itu mengaku menyandera lebih dari 200 orang, yang mereka sebut sebagai personel keamanan dan intelijen.
Tanpa memberikan rincian mengenai jumlah sandera atau latar belakang mereka, sumber-sumber keamanan pada hari Rabu mengatakan bahwa para calon pelaku bom bunuh diri menyekap para sandera di tiga tempat yang berbeda.
Para pelaku mengenakan jaket bom bunuh diri, kata sumber-sumber keamanan, dan menambahkan bahwa mereka menggunakan orang-orang yang tidak bersalah sebagai perisai manusia.
Mengancam akan membunuh para sandera, BLA menuntut pembebasan para tahanan politik, orang hilang, dan apa yang mereka sebut sebagai para anggota perlawanan yang ditahan di penjara-penjara Balochistan. Dalam pernyataan yang dirilis beberapa jam setelah serangan, kelompok ini memberikan waktu 48 jam kepada pihak berwenang untuk memenuhinya.
Reaksi
Para pejabat belum menanggapi tuntutan BLA secara terbuka . “Serangan terhadap Jaffar Express merupakan serangan terhadap keamanan nasional dan akan ditanggapi dengan kekuatan penuh,” ujar Menteri Utama Balochistan Sarfraz Bugti, yang mengutuk serangan tersebut.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan bahwa serangan pada bulan Ramadan ini menunjukkan bahwa “teroris tidak memiliki kaitan dengan Islam, Pakistan atau Balochistan.”
Para penumpang yang terguncang oleh insiden tersebut mengatakan kepada media bahwa mereka mendengar ledakan dan tembakan segera setelah kereta memasuki terowongan.
“Jangan melihat ke belakang,” kata Shafiq-ul-Rehaman mengenai perintah kawanan lelaki bersenjata yang menaiki kereta kepada para penumpang. Para penumpang diperintahkan untuk pergi bersama keluarga mereka.
“Kami berlindung di bawah kursi,” kata Ghulam Nabi, seorang penumpang lain yang dibebaskan, kepada media tentang saat-saat setelah serangan tersebut.
Sebelumnya, Imran Hayat, pengawas divisi kereta di Quetta mengatakan kepada VOA bahwa 70 penumpang telah tiba di stasiun kereta Paneer pada Selasa malam, sekitar enam kilometer dari lokasi serangan.
Militan mengatakan mereka membebaskan puluhan perempuan, anak-anak dan penumpang Baloch pada awalnya. Namun, sumber-sumber keamanan mengatakan militer menyelamatkan semua penumpang yang dibebaskan sejauh ini.
Medan yang sulit
Meskipun hanya sekitar 150 kilometer dari ibu kota provinsi Quetta, lokasi serangan yang terletak di pegunungan tandus itu sulit dijangkau. “Sejauh ini, tidak ada satu kaki pun yang menginjak tanah tersebut,” kata pejabat kereta Hayat kepada VOA, menyatakan ketidakmampuan petugas kereta untuk mencapai lokasi kejadian.
“Ini adalah daerah tanpa sinyal. Mereka [penyerang] menghentikan kereta di tempat yang tidak memiliki dukungan sinyal,” kata Hayat.
Juru bicara provinsi Shahid Rind, sebelumnya, mengatakan kepada media bahwa pasukan keamanan, kereta penyelamat dan ambulans telah dikirim.
Keadaan darurat diumumkan di rumah sakit pemerintah di Sibbi, untuk memfasilitasi penerimaan korban luka.
Lonjakan Kematian BLA
Amerika Serikat dan Pakistan telah menetapkan BLA sebagai kelompok teroris. Menurut Indeks Terorisme Global 2025 yang dirilis minggu lalu, Pakistan mengalami peningkatan 45 persen dalam kematian akibat terorisme tahun lalu, dibandingkan dengan tahun 2023. Ini merupakan peningkatan terbesar dari tahun ke tahun dalam lebih dari satu dekade terakhir. BLA muncul sebagai satu dari dua kelompok militan teratas yang mendorong peningkatan kematian tersebut.
Menurut laporan tersebut, kelompok separatis melancarkan 504 serangan pada tahun 2024, dibandingkan dengan 116 serangan pada tahun 2023. Korban tewas dalam serangan itu melonjak dari 88 orang pada 2023 menjadi 388 orang pada 2024.
Kelompok separatis ini telah melancarkan pemberontakan mematikan terhadap pemerintah Pakistan, menuduh pemerintah mengeksploitasi sumber daya alam yang kaya di provinsi yang miskin tersebut. Kelompok ini juga menentang investasi China di Balochistan, yang merupakan tempat pelabuhan Gwadar yang didanai oleh China dan bandara terbesar di negara ini, namun sebagian besar tidak digunakan.
Baik Pakistan maupun China menolak klaim bahwa usaha patungan mereka menghalangi etnis Baloch dari peluang ekonomi dan bagian mereka dalam kekayaan mineral di provinsi tersebut.
Sumber-sumber keamanan mengatakan bahwa para pelaku serangan pada hari Selasa itu berbasis di Afghanistan. Islamabad menyalahkan beberapa serangan baru-baru ini terhadap para militan yang berada di wilayah Afghanistan. Taliban di Afghanistan secara rutin menyangkal memberikan perlindungan kepada para pejuang anti-Pakistan.
Serangan baru-baru ini
Sejak awal tahun, BLA telah meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan, para pemukim dan pekerja, terutama dari provinsi Punjab di bagian timur. Awal bulan ini, seorang perempuan pelaku serangan bom bunuh diri memicu alat peledaknya di dekat konvoi militer di distrik Kalat, Balochistan, menewaskan sedikitnya satu personel keamanan dan melukai empat orang lainnya. Bulan lalu, para pemberontak BLA menyergap sebuah bus yang mengangkut pasukan paramiliter di Kalat dan menewaskan 18 orang di dalamnya.
Beberapa hari kemudian, sebuah ledakan bom pinggir jalan menewaskan 11 penambang batu bara di kota tersebut, sementara BLA mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap kendaraan militer yang sedang mengamankan konvoi pasokan untuk sebuah perusahaan tambang yang dioperasikan oleh China.
Pihak berwenang Pakistan melaporkan bahwa konvoi tersebut sedang melewati Kalat ketika diserang, yang mengakibatkan delapan personel keamanan terluka. [my/uh]
Forum