BEIJING —
Korea Utara meluncurkan roketnya Rabu pagi (12/12), mengejutkan banyak negara di seluruh Asia, termasuk sekutu utamanya Tiongkok. Sementara tindakan itu dikecam keras oleh Jepang dan Korea Selatan, Tiongkok lebih banyak membisu.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hong Lei mengatakan, Tiongkok menyesalkan keputusan Korea Utara untuk meluncurkan roket itu, meskipun masyarakat internasional sangat khawatir. Tiongkok mengatakan, negara-negara harus tetap tenang, dan menambahkan bahwa sementara Korea Utara juga berhak menggunakan antariksa untuk tujuan damai, hak itu harus sesuai dengan pembatasan-pembatasan yang ditetapkan PBB.
Hong Lei mengatakan Dewan Keamanan PBB harus bertindak moderat untuk menghindari peningkatan ketegangan.
Korea Utara mengatakan peluncuran roket itu adalah untuk menempatkan satelit cuaca ke orbit. Tetapi, para pakar yakin itu adalah upaya Korea Utara untuk menguasai teknologi misil jarak jauh.
Para analis mengatakan tindakan itu juga mungkin merupakan usaha pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang berkuasa hampir setahun lalu, untuk mendapat dukungan rakyat di negara yang miskin itu.
Stephanie Kleine-Ahlbrandt yang bekerja pada International Crisis Group di Beijing, mengatakan, “Tiongkok menghargai stabilitas menyeluruh di Semenanjung Korea, dan paham bahwa Kim Jong Un perlu terus terlibat dalam aksi-aksi seperti ini untuk menggalang keabsahan domestik dan menjaga perdamaian di semenanjung itu.”
Korea Utara juga berupaya meluncurkan roket bulan April lalu tetapi tidak berhasil.
Tiongkok adalah satu-satunya sekutu politik Korea Utara dan pemberi bantuan utamanya. Tiongkok dipandang sebagai salah satu dari sedikit negara yang punya pengaruh atas Korea Utara, tetapi sebelumnya menolak seruan agar lebih menekan dan memberlakukan lebih banyak sanksi terjadap Korea Utara.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hong Lei mengatakan, Tiongkok menyesalkan keputusan Korea Utara untuk meluncurkan roket itu, meskipun masyarakat internasional sangat khawatir. Tiongkok mengatakan, negara-negara harus tetap tenang, dan menambahkan bahwa sementara Korea Utara juga berhak menggunakan antariksa untuk tujuan damai, hak itu harus sesuai dengan pembatasan-pembatasan yang ditetapkan PBB.
Hong Lei mengatakan Dewan Keamanan PBB harus bertindak moderat untuk menghindari peningkatan ketegangan.
Korea Utara mengatakan peluncuran roket itu adalah untuk menempatkan satelit cuaca ke orbit. Tetapi, para pakar yakin itu adalah upaya Korea Utara untuk menguasai teknologi misil jarak jauh.
Para analis mengatakan tindakan itu juga mungkin merupakan usaha pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang berkuasa hampir setahun lalu, untuk mendapat dukungan rakyat di negara yang miskin itu.
Stephanie Kleine-Ahlbrandt yang bekerja pada International Crisis Group di Beijing, mengatakan, “Tiongkok menghargai stabilitas menyeluruh di Semenanjung Korea, dan paham bahwa Kim Jong Un perlu terus terlibat dalam aksi-aksi seperti ini untuk menggalang keabsahan domestik dan menjaga perdamaian di semenanjung itu.”
Korea Utara juga berupaya meluncurkan roket bulan April lalu tetapi tidak berhasil.
Tiongkok adalah satu-satunya sekutu politik Korea Utara dan pemberi bantuan utamanya. Tiongkok dipandang sebagai salah satu dari sedikit negara yang punya pengaruh atas Korea Utara, tetapi sebelumnya menolak seruan agar lebih menekan dan memberlakukan lebih banyak sanksi terjadap Korea Utara.
