Para analis memperingatkan, hanya ada sedikit hal yang bisa dilakukan masyarakat internasional untuk mengontrol perilaku Korea Utara, setelah negara komunis itu sukses meluncurkan roket jarak jauh hari Rabu (11/12).
Para diplomat mengatakan, Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan mempertimbangkan sanksi yang lebih ketat untuk memaksa Pyongyang meninggalkan program-program nuklir dan misilnya.
Namun para analis mengatakan, sanksi-sanksi yang lebih ketat selama ini tidak begitu mempengaruhi para pemimpin negara komunis itu, yang tampaknya senang meskipun harus terus mengeluarkan dana besar-besaran untuk mengembangkan senjata nuklir sementara rakyatnya masih hidup dalam kemiskinan.
Analis Mike Chinoy dari Proram Kajian Asia University of Southern California mengatakan kepada VOA, mempertimbangkan ketidakefektifan sanksi, melibatkan pemimpin muda Korea Utara Kim Jong Un dalam perundingan mungkin satu-satunya pilihan Barat yang tersisa.
Para diplomat mengatakan, Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan mempertimbangkan sanksi yang lebih ketat untuk memaksa Pyongyang meninggalkan program-program nuklir dan misilnya.
Namun para analis mengatakan, sanksi-sanksi yang lebih ketat selama ini tidak begitu mempengaruhi para pemimpin negara komunis itu, yang tampaknya senang meskipun harus terus mengeluarkan dana besar-besaran untuk mengembangkan senjata nuklir sementara rakyatnya masih hidup dalam kemiskinan.
Analis Mike Chinoy dari Proram Kajian Asia University of Southern California mengatakan kepada VOA, mempertimbangkan ketidakefektifan sanksi, melibatkan pemimpin muda Korea Utara Kim Jong Un dalam perundingan mungkin satu-satunya pilihan Barat yang tersisa.
