Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton dan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa hari Jumat bertemu di Washington dalam pertemuan pertama Komisi Gabungan Amerika Indonesia. Para anggota delegasi Indonesia dan Amerika duduk mengitari meja, membentuk huruf U dalam pertemuan di Departemen Luar Negeri hari Jumat. Clinton dan Natalegawa duduk di tengah, memimpin pertemuan.
Clinton menyebut Indonesia sebagai mitra bilateral yang hebat, dan pemimpin dalam berbagai isu. Menurut Clinton, Indonesia dan Amerika telah mencapai banyak kemajuan sejak presiden kedua negara 18 bulan yang lalu sepakat menjalin kemitraan tuntas berdasar nilai dan kepentingan bersama.
Kata Clinton: “Keduanya adalah negara bhineka yang memiliki tradisi pluralisme, toleransi dan penghargaan pada hak perempuan dan kaum minoritas. Kedua negara sama-sama berkepentingan pada Asia Tenggara yang lebih makmur dan dunia yang lebih damai. Amerika memuji peran yang dipegang Indonesia, tidak saja sebagai penganjur demokrasi di seluruh dunia tetapi juga dalam bidang lingkungan, perubahan iklim dan berbagai isu penting lain.”
Komisi Gabungan membentuk kelompok-kelompok kerja terfokus pada enam isu utama: demokrasi, lingkungan, keamanan, energi, pendidikan, perdagangan dan investasi.
Clinton mengatakan, ia sangat bersemangat, terutama mengenai prakarsa pendidikan: “Kami akan bekerjasama meningkatkan jumlah mahasiswa yang belajar di Amerika dan mahasiswa Amerika yang belajar di Indonesia. Kami mengambil langkah-langkah yang nantinya akan melipatduakan perdagangan bilateral, termasuk komitmen kredit satu milyar dolar dari Bank US Export Import bermitra dengan 11 bank Indonesia.”
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, istilah ‘kemitraan tuntas’ dengan tepat mencerminkan hubungan Indonesia dan Amerika, dua negara demokrasi terbesar di dunia.
Natalegawa mengatakan: “Saya ingin memastikan bahwa dalam bidang pendidikan, perdagangan, investasi, energi, perubahan iklim dan lingkungan dicapai kemajuan yang mantap untuk mewujudkan substansi kemitraan tuntas kedua negara.” Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah Menlu Marty juga memuji bahwa hubungan Indonesia-AS saat ini mungkin yang terbaik selama ini.
Berbicara pada akhir pertemuan itu, Clinton dan Natalegawa menekankan pentingnya pembangunan konkrit. Clinton mengatakan, ia terutama menyukai saran Natalegawa agar kedua negara membuat catatan untuk melacak kemajuan yang dicapai kedua delegasi. Kedua diplomat juga berbicara mengenai komitmen pada toleransi keagamaan. Komisi Gabungan akan bertemu lagi tahun depan di Indonesia.
Amerika selama ini menjadi mitra perdagangan dan investasi terbesar bagi Indonesia, setelah Tiongkok dan India, dengan total perdagangan barang dan jasa antar kedua negara mencapai 28 milyar dollar. Sementara total investasi langsung Amerika di Indonesia mencapai 17,9 milyar dollar. Amerika berencana meningkatkan kerjasama ini dengan menyediakan fasilitas kredit usaha kecil dan menengah sebesar satu milyar dollar pada 11 bank di Indonesia.
Dari sisi kerjasama militer, pemulihan hubungan dengan Komando Pasukan Khusus KOPASSUS pada bulan Juli lalu juga menandai membaiknya hubungan militer kedua negara. Amerika juga membantu Indonesia memulihkan kondisi lingkungan, dengan mengirim ahli-ahli teknologi lingkungannya untuk bekerjasama dengan Pemda DKI Jakarta dalam program “Breathe Easy Jakarta”. Program yang didukung Dewan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika dan Dewan Pengembangan Perdagangan Amerika ini mendapat sambutan baik dari berbagai kalangan.