Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, Jumat (14/4), mendesak Beijing untuk meminta Rusia menghentikan perang di Ukraina, dengan mengatakan bahwa "tidak ada negara lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap Rusia selain China."
Berbicara setelah pertemuan dengan sejawatnya dari China Qin Gang di Beijing, Baerbock mengatakan ia juga menyatakan keprihatinan tentang masalah HAM dan memperingatkan bahaya meningkatnya ketegangan dengan Taiwan.
Kunjungannya ke ibu kota China dilakukan seminggu setelah kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang juga mendesak Beijing untuk memainkan peran lebih besar dalam menyelesaikan krisis.
"Bagus bahwa China telah mengisyaratkan komitmennya untuk mencari solusi tetapi saya harus mengatakan terus terang bahwa saya bertanya-tanya mengapa posisi China sejauh ini tidak memasukkan seruan kepada agresor Rusia untuk menghentikan perang," kata Baerbock.
Setelah pertemuan itu, China mengumumkan bahwa Menteri Pertahanan Li Shangfu akan mengunjungi Rusia pada Minggu untuk kunjungan empat hari, atas undangan rekannya Sergei Shoigu.
China telah memosisikan dirinya sebagai mediator netral sepanjang konflik, tetapi penolakannya untuk mengutuk invasi dan perjalanan baru-baru ini ke Moskow oleh Presiden Xi Jinping telah menyebabkan negara-negara Barat berpengaruh menuduhnya mendukung sekutu tradisionalnya, Rusia.
Qin mengatakan pada hari Jumat bahwa China percaya "satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis Ukraina adalah dengan mempromosikan perdamaian dan pembicaraan".
“Krisis Ukraina telah berkembang hingga hari ini, dan pelajarannya sangat mendalam, layak untuk direnungkan secara mendalam oleh semua pihak. Wilayah tidak dapat dipisahkan, dan keamanan juga tidak dapat dipisahkan,” katanya.
"Tanpa pengakuan kepentingan keamanan pihak tertentu, krisis dan konflik tidak bisa dihindari," tambahnya. [ab/uh]
Forum