Presiden China Xi Jinping hari Kamis (6/4) mengatakan China dan Uni Eropa memiliki “landasan kerjasama yang solid.” Hal ini disampaikanya ketika melangsungkan pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron seusai pertemuan akhir Dewan Bisnis China-Prancis di Balai Besar Rakyat di Beijing. Macron, bersama lebih dari 50 kepala eksekutif perusahaan Prancis, sedang melawat ke Beijing.
Di antara mereka tampak CEO Airbus, produsen peralatan kereta api terkenal Alstom dan raksasa energi Prancis EDF.
“Kita harus menuntut kemerdekaan dan otonomi, serta menjaga kepentingan bersama China dan Eropa. China dan Eropa adalah dua kekuatan utama yang mempromosikan multi-polarisasi dunia. Kedua pihak memiliki kepentingan bersama dan konsensus strategis yang luas, dan memiliki dasar yang kuat untuk bekerjasama. Kerjasama China dan Uni Eropa akan berdampak langsung pada kemakmuran benua Eurasia dan stabilitas internasional,” kata Xi.
Xi menggarisbawahi komitmen pemerintahnya untuk mengembangkan hubungan China dan Uni Eropa, dengan mengatakan, “China akan memperkuat koordinasi kebijakan makro dengan Uni Eropa, menentang politisasi dan menggunakan pertukaran ekonomi, perdagangan, sains dan teknologi sebagai senjata, bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas jalur pasokan dan industri, serta menciptakan lingkungan yang menguntungkan untuk melakukan kerjasama.”
Xi juga menyampaikan harapannya agar para pemimpin Eropa “menjunjung tinggi pemahaman yang obyektif dan benar tentang China, dan mematuhi posisi kemitraan strategis komprehensif China-Uni Eropa.” Xi juga mengingatkan bahwa “tidak akan ada pemenang dalam permainan menang-kalah, dan mengkotak-kotakkan atau melakukan pemisahan tidak akan menghentikan pembangunan China.”
Macron Siap Dorong Dialog Strategis China-Eropa
Berbicara dalam konferensi bisnis Prancis-China, Presiden Emmanuel Macron mengatakan siap mendorong dialog strategis antara China dan Eropa guna menyepakati cara berdagang dan bekerjasama, sambil tetap mempertahankan kendali atas sektor-sektor tertentu.
“Kami ingin berdagang dengan China, kami ingin menjalin hubungan baik, kami ingin hubungan timbal balik. Tetapi secara strategis kami tetap perlu mengendalikan bagian tertentu dari rantai itu, dan karenanya akan membangun tatanan di mana – sebagaimana yang disampaikan Presiden Xi dengan baik sekali – kita tidak boleh menguasai seluruhnya. Tetapi di sisi lain, kita sedianya juga tidak melakukan pemisahan. Kita harus mengkajinya secara seksama dan membahas hal ini dalam dialog strategis yang tulus,” ujar Macron.
Sementara Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang juga melangsungkan pertemuan dengan Presiden Xi Jinping berbicara tentang isu yang sama sekali berbeda, yaitu tentang pengiriman senjata ke Rusia. Ia mengingatkan China bahwa “mempersenjatai agresor merupakan pelanggaran nyata hukum internasional.”
Dalam konferensi pers seusai pertemuan itu von der Leyen juga menyampaikan keprihatinannya pada situasi hak asasi manusia di China, khususnya terhadap warga Muslim minoritas Uighur di bagian barat laut China. [em/lt]
Forum