Di tengah ramainya suara senda gurau, mesin soda dan musik di kantin sekolah, Jessica Tirayoh mengerutkan keningnya mengerjakan tugas sekolah. Jessica baru mulai satu semester kuliahnya di Montgomery College atau yang akrab dikenal MC, sekolah akademi di negara bagian Maryland. “Saya sekolah disini dulu karena uang sekolahnya lebih 'acceptable'”, begitu ujar Jessica saat ditanya alasannya bersekolah di MC. “Acceptable” memang kata yang tepat, meningat uang sekolah yang harus dibayar Jessica kalau berkuliah di universitas bisa 3 kali lipat dari yang dibayarnya di MC. Setelah dua tahun, Jessica berencana untuk transfer. Ia akan meneruskan kuliahnya dan lulus dari universitas George Mason di Virginia untuk menjadi ahli forensik.
Jalur ini ditempuh semakin banyak mahasiswa di Amerika. Berpaling dari 4 tahun masa kuliah di universitas yang biayanya terus melambung, mereka memilih untuk memulai kuliah mereka di sekolah akademi lokal. Selain alasan keuangan, ketatnya seleksi universitas membuat banyak dari mereka yang merasa tidak mungkin langsung diterima di universitas dambaan mereka. MC dan sekolah akademi lainnya memberi mereka kesempatan untuk membuktikan kemampuan dengan mempertahankan IP tertentu untuk diterima di berbagai universitas. Banyak universitas berperingkat di AS punya kerjasama dengan sekolah akademi dan menyediakan jumlah kursi tertentu bagi mahasiswa transfer.
Buruknya keadaan ekonomi di AS membuat banyak orangtua mempertimbangkan hal ini, menelan gengsi dan menyekolahkan anak melalui sekolah akademi sebelum pindah ke universitas. Sekolah akademi yang awalnya hanya dipenuhi oleh anak-anak imigran dan minoritas kini semakin diwarnai oleh warga AS umumnya. Biaya kuliah di AS beragam. Umumnya universitas terbagi menjadi sekolah publik atau milik pemerintah dan sekolah swasta. Sekolah pemerintah memiliki dua kategori uang sekolah, yaitu bagi yang tinggal di dalam negara bagian tersebut dan sisanya yang disebut sebagai out of state. Pelajar internasional masuk dalam kategori non-resident dan harus membayar uang sekolah sekitar dua kali lipat dibanding penduduk setempat.
Untuk sekolah akademi seperti MC, uang sekolah dibagi menjadi tiga kategori: in county, in state dan out of state. Uang sekolah untuk in county adalah yang paling murah dan berlaku bagi mereka yang tinggal dalam satu propinsi dengan sekolah tersebut. Dalam hal ini adalah propinsi Montgomery. Jessica yang tinggal dalam wilayah propinsi Montgomery menikmati fasilitas ini. Ia hanya perlu membayar 107 dolar untuk satu kredit, dibanding dengan 219 dolar untuk In State dan 299 dolar untuk Out of State.
Kebanyakan mahasiswa yang bersekolah di sekolah akademi menuntaskan mata kuliah umum mereka sebelum kemudian melanjutkan ke universitas dan mengambil kelas-kelas yang mengacu pada bidang mereka. Walau demikian, bidang sains di MC semakin berkembang. Kepala departemen sains, Dr. Mohammad, dengan bangga menerangkan banyaknya pelajar MC yang transfer ke universitas teknik ranking atas di Amerika. “Gergia Tech duduk di peringkat 4 dari seluruh universitas teknik di AS, dan ini adalah nama-nama mahasiswa kami yang meneruskan studi disana,” katanya sambil menunjuk ke sebuah papan dengan logo-logo universitas teknik di Amerika.
Jessica adalah satu dari 100 mahasiswa Indonesia yang bersekolah di MC dari 26 ribu pelajar untuk semester musim gugur tahun 2010. Ia dibesarkan di Amerika Serikat yang membuat bahasa Indonesia-nya terpatah-patah. Ia tidak pernah mengecap pendidikan di Indonesia namun menurutnya sekolah di Amerika menuntut banyak partisipasi dan harus aktif.