Menara al Hadba yang bersejarah di Mosul menjulang tinggi, kembali menghiasi cakrawala kota tersebut. Di samping dasar menara terletak Masjid al-Nouri yang kini kembali tegak setelah dipugar.
Dua bangunan tersebut termasuk dalam 80 persen monumen di kota tua Mosul yang dihancurkan ISIS yang menduduki kota itu selama 36 bulan. Dua gereja di area Kota Tua di Mosul Barat juga dipugar.
Masjid Al-Nouri yang baru akan tampak persis dengan yang lama bagi mata biasa. Tetapi sebenarnya ruang salat akan lebih banyak mendapat cahaya alami dan area untuk perempuan dan VIP lebih luas.
Proses yang dilakukan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) itu merupakan proses restorasi terbesar dalam sejarah Irak. Memakan waktu lebih dari empat tahun untuk menyelesaikannya.
Selama restorasi, badan kebudayaan PBB menemukan lima bom yang disembunyikan di dalam dinding Masjid al-Nouri yang bersejarah. “Salah satu tantangan utama yang kami hadapi dalam proyek-proyek ini adalah memindahkan sisa-sisa perang dan membersihkan puing-puing,” kata Omar Taqa, penduduk Mosul, insinyur dalam proyek tersebut.
Menara masjid yang dulunya miring seperti Menara Pisa di Italia telah berdiri lebih dari 840 tahun. Menara itu kemudian akhirnya dihancurkan total oleh kelompok ISIS.
Kini, menara masjid yang miring dan ikonik serta dikenal dengan julukan al-Hadba atau "si bungkuk" itu kembali berdiri tegak. Kemiringan menara pun lebih terkendali.
“Menara dan masjid ini akan menjadi pusat wisata religi, dan ini akan menguntungkan daerah ini, khususnya Jalan al Faruq,” ujar Saad Mohammed, penduduk Kota Tua di Mosul.
Ketua ISIS Abu Bakr al-Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahan Islam dari Masjid al Nouri pada 29 Juni 2014. Menara tersebut hancur ketika kelompok ekstremis itu meledakkannya dalam pertempuran untuk membebaskan Mosul pada 2017.
“Momen peledakan menara masjid itu merupakan titik kritis dan momen kelemahan bagi penduduk Mosul,” tutur Saqr al Zakaria, aktivis masyarakat madani yang juga penduduk Mosul. “Namun”, ia menambahkan, hari ini adalah momen kemenangan. Ini adalah momen kembalinya (menara) dan kegembiraan bagi warga.”
Pemugaran menara al Hadba, Masjid al Nouri, serta gereja al Tahira dan al Saa’a merupakan bagian dari rencana rekonstruksi warisan budaya Mosul yang dipimpin UNESCO. Rekonstruksi bernilai $100 juta.
Uni Emirat Arab menyediakan $50,4 juta untuk membiayai proyek tersebut. Fokusnya adalah pemugaran masjid. Sedangkan Uni Eropa menyediakan $24 juta.
Semua bangunan tempat beribadah itu penting bagi penduduk kota, apa pun agama mereka. Bukan hanya bagi mereka yang Kristen atau Muslim, kata al Zakaria. “Dipugarnya bangunan itu pasti akan mendorong kembalinya warga Kristen dan Muslim, dan kembalinya ketiga bangunan penting ini akan berdampak besar pada kota secara keseluruhan,” pungkasnya. [ka/ab]
Forum