Tautan-tautan Akses

Melibatkan Penyandang Disabilitas ke Dalam Pasar Tenaga Kerja


Orang-orang mengikuti parade disabilitas di New York, 12 Juli 2015. (Foto: REUTERS/Eduardo Munoz)
Orang-orang mengikuti parade disabilitas di New York, 12 Juli 2015. (Foto: REUTERS/Eduardo Munoz)

Penyandang difabel dewasa kini mendapatkan kemandirian melalui program-program yang mengajarkan mereka berbagai keahlian yang diperlukan untuk memasuki pasar tenaga kerja.

Melissa Bauguess, yang berusia 31 tahun, sibuk mempersiapkan berbagai bahan untuk membuat es krim.

Meski Bauguess menyandang down syndrome, sebuah penyakit genetis, ia menjalani kesibukan sehari-hari, termasuk bekerja paruh waktu di toko es krim terkenal di Long Beach, California.

Sementara Larry Robbins, yang berusia 46 tahun, bekerja di sebuah organisasi layanan sosial bernama California Abilities Network alias ICAN, di mana dirinya dan Bauguess juga sama-sama menjadi klien.

Lembaga amal itu belum lama ini mebuka kantor baru di pinggiran Los Angeles.

“Saya bekerja sebagai petugas kebersihan fasilitas ICAN di sini," kata Larry Robbins.

Sekelompok penyandang disabilitas yang dipimpin oleh Jennifer Keelan yang berusia 8 tahun, kiri, merangkak menaiki tangga US Capitol di Washington. (Foto: AP/Jeff Markowitz)
Sekelompok penyandang disabilitas yang dipimpin oleh Jennifer Keelan yang berusia 8 tahun, kiri, merangkak menaiki tangga US Capitol di Washington. (Foto: AP/Jeff Markowitz)

Baik Robbins maupun Bauguess diupah $15 per jam dalam sebuah program yang didukung para pebisnis lokal dan pemerintah negara bagian California.

Keduanya juga ikut serta dalam berbagai kegiatan berkelompok bersama orang-orang berkebutuhan khusus lainnya.

“Anggota kami bisa penyandang autisme, down syndrome… Bisa juga penyandang kelumpuhan otak," kata Scott Elliott, Direktur Eksekutif ICAN.

Atau… para penyandang kelainan perkembangan tubuh dan fisik lainnya.

Masing-masing dilibatkan dalam program yang khusus dirancang bagi mereka.

“(Kami) menanyakan kepada mereka, ‘Apa yang bisa kamu lakukan? Apa yang ingin kamu capai dalam hidupmu?’” kata Scott Elliott.

Bagi Bauguess, salah satu impiannya adalah menemukan pekerjaan yang ia nikmati – pekerjaan yang kini ia lakoni.

“Pekerjaan ini menyenangkan. Pekerjaan ini mudah, tidak sulit," katanya.

Ada beberapa hal yang membuat Bauguess menikmati pekerjaannya di toko es krim.

“Menerima uang tip… menerima gaji… atau mengambil jatah es krim di akhir gilirannya bekerja," ujar Gayle Godana, ibunda Bauguess.

Sang manajer, Greg Flaherty, memuji Bauguess yang pandai membuat suasana kerja lebih menyenangkan.

“Awalnya kami pikir kami dapat membantu penyandang disabilitas. Tapi yang terjadi justru ialah yang membantu kami, ia benar-benar banyak membantu bisnis kami. Ia pandai menularkan semangat," paparnya.

Hal senada diungkapkan rekan-rekan kerja Robbins yang luluh dengan senyumannya.

Ibunda Bauguess menilai pengalaman mereka membawa pesan tersendiri.

“Menurut saya, terlepas apapun kekurangan Anda, Anda selalu bisa menemukan tempat yang cocok untuk Anda, di mana Anda bisa mewujudkan harapan Anda.” [rd]

XS
SM
MD
LG