Mantan Presiden Kosovo Hashim Thaci tampil untuk pertama kalinya di hadapan mahkamah pidana internasional di Den Haag untuk menghadapi dakwaan melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang berakar dari perang kemerdekaan Kosovo lebih dari 20 tahun lalu.
Seorang komandan Tentara Pembebasan Kosovo (UCK) semasa perang 1998-1999, Thaci mengundurkan diri dari jabatan presiden pada 5 November setelah mendengar bahwa Dewan Spesialis Kosovo (KSC) telah mengukuhkan dakwaan terhadap dirinya.
Mengenakan jas abu-abu dan dasi merah, Thaci, 52, menyatakan "tidak bersalah" pada 9 November dan mengatakan kepada pengadilan, "Saya tidak setuju dengan dakwaan kejahatan perang."
Thaci dan dua bekas anggota UCK lainnya dipindah ke fasilitas penahanan KSC di Den Haag pada hari itu juga.
KSC mengatakan sesi pertama merupakan sidang terbuka. "Dalam sesi pertama, hakim praperadilan akan memastikan agar hak-hak terdakwa, termasuk hak diwakili pengacara, dihormati, dan bahwa terdakwa memahami dakwaan-dakwaan yang dijatuhkan kepadanya," kata pengadilan dalam pernyataan.
Bekas presiden itu, yang mengaku tidak bersalah, telah berjanji akan bekerjasama dengan pengadilan.
Perang kemerdekaan Kosovo dari Serbia menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas. Kebanyakan dari mereka adalah etnik Albania dari Kosovo. Lebih dari 1.600 orang hilang. [vm/lt]