Malaysia melarang semua warga Korea Utara, termasuk diplomat dan staf kedutaan, meninggalkan negara itu, sementara Korea Utara melarang semua warga Malaysia meninggalkan wilayahnya, selagi kedua negara meneruskan pertempuran diplomatik yang berawal dengan pembunuhan saudara tiri pemimpin Korea utara bulan lalu.
Keputusan hari Selasa itu mengikuti langkah sebelumnya untuk mengusir duta besar masing-masing negara.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan Korea Utara “secara efektif menyandera warga kami” dan bahwa dia berharap keputusan itu dibatalkan segera untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Langkah Korea Utara itu diumumkan oleh televisi pemerintah. Dikatakan, larangan tersebut akan berlaku sampai keselamatan warganya di Malaysia dijamin.
Kim Jong-nam, saudara tiri Kim Jon-un, tanggal 13 Februari lalu diserang di bandara Kuala Lumpur dengan apa yang oleh para penyelidik adalah racun saraf VX. Dia meninggal 20 menit kemudian.
Pihak berwenang Malaysia telah mendakwa seorang perempuan Vietnam dan seorang perempuan Indonesia dengan pembunuhan, dan mengatakan mereka mengusapkan zat beracun itu ke wajah Kim Jong-nam.
Polisi masih mencari beberapa tersangka lainnya yang mereka yakini terkait dengan pembunuhan itu, termasuk beberapa warga Korea Utara. Salah seorang tersangka, warga Korea Utara, sempat ditahan selama beberapa minggu sebelum dideportasi.
Korea Utara belum mengukuhkan orang yang tewas itu adalah Kim Jong-nam, dan telah menolak penyelidikan Malaysia dalam kasus itu dan menyangkal semua anggapan bahwa negara itu berada di belakang pembunuhan tersebut.
Kim Jong-nam adalah kakak Kim Jong-un. Kim Jong-nam yang selama ini hidup di pengasingan pernah dianggap akan menjadi pewaris untuk memimpin Korea Utara, tapi ia kemudian kehilangan kepercayaan ayah mereka, mendiang diktator Kim Jong-Il, setelah upayanya yang gagal pada tahun 2001 untuk memasuki Jepang dengan paspor palsu untuk mengunjungi Disneyland.
Sejak itu, Kim Jong-nam telah tinggal di pengasingan, terutama di wilayah China, Macau. [lt]