Puluhan perempuan yang memiliki hubungan keluarga dengan para pejuang ISIS di kamp-kamp di Mosul telah menghadapi pelecehan dan pelecehan seksual oleh pasukan keamanan Irak, menurut sebuah laporan gabungan pekan ini oleh Jaringan Reporter Irak bagi Jurnalisme Investigatif dan Tim Investigasi Mosul.
Laporan itu, yang ditolak oleh Komisi Tinggi Irak bagi HAM (IHCHR), mengatakan telah mendokumentasi 16 dari 36 kasus yang telah dikukuhkan dalam penyelidikan selama tiga bulan. Kasus-kasus itu melibatkan eksploitasi seksual terhadap para perempuan yang memiliki hubungan keluarga dengan para pejuang ISIS, termasuk lima remaja berusia antara 15 dan 18 tahun.
Laporan itu mengatakan sebagian dari mereka melakukan bunuh diri karena trauma.
"Para perempuan ini dihukum karena ayah, suami, dan kakak adik laki-laki mereka bergabung dengan ISIS. Apabila mereka mengeluhkan pelecehan itu, mereka akan langsung dituduh melakukan terorisme," kata Dlovan Barwari, penulis utama laporan itu kepada VOA pada Jumat (15/2).
Barwari mengatakan para perempuan yang diwawancarai itu melaporkan disuruh melakukan aktivitas seksual oleh pasukan keamanan Irak dan Pasukan Mobilisasi Rakyat (PMF) atau menghadapi berbagai bentuk pelecehan termasuk sering digerebek, diselidiki serta disita dokumen pribadinya. [vm]