Pemerintah Kurdistan, Irak, memperingatkan peningkatan ketegangan etnis di wilayah yang disengketakan di negara itu. Dikatakan, keluarga-keluarga Kurdi diusir dari rumah mereka oleh pemukim Arab dengan cara yang "mengancam perdamaian dan stabilitas."
Beberapa pakar keamanan juga mengatakan ketegangan etnis yang kembali merebak atas hak kepemilikan properti yang sudah berlangsung lama di Kirkuk bisa menjadi alasan bagi kelompok ISIS untuk melancarkan serangan. ISIS mempertahankan sel-sel tidur yang aktif di provinsi yang multi-etnis dan kaya minyak itu.
Masrour Barzani, Perdana Menteri Pemerintah Daerah Otonomi Kurdistan (KRG), dalam pernyataan pada hari Selasa (22/9), membandingkan upaya yang dilaporkan baru-baru ini untuk mengusir penduduk desa Kurdi dengan kebijakan pembersihan etnis mantan Presiden Irak Saddam Hussein, yang dikenal sebagai "Arabisasi."
"Kami sangat prihatin atas situasi di wilayah sengketa di Provinsi Kirkuk khususnya, di mana kebijakan Arabisasi dan upaya untuk mengubah demografi berlanjut secara sistematis hingga kini," kata Barzani.
VOA meminta tanggapan kantor Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi atas komentar Barzani, tetapi tidak dijawab. [ka/pp]