Tautan-tautan Akses

Kurdi Suriah Harapkan Dukungan dari Amerika di Bawah Trump


Para pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS berpose di kota Baghouz, Suriah (foto: dok).
Para pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS berpose di kota Baghouz, Suriah (foto: dok).

Kelompok Kurdi di Suriah menyatakan harapan mengenai dukungan berkelanjutan dari AS, pada saat Presiden Donald Trump memulai masa jabatannya yang kedua.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi telah menjadi mitra penting AS dalam perang melawan kelompok teror ISIS.

Didukung oleh koalisi global pimpinan AS, SDF memimpin wilayah luas yang pernah dikendalikan ISIS di Suriah timur laut.

Mazloum Abdi, komandan umum SDF, memberi ucapan selamat kepada Trump pada Senin setelah presiden ke-47 AS itu resmi dilantik.

“Kami berharap untuk melanjutkan kerja sama dalam mencapai stabilitas, mengalahkan terorisme, dan mendukung perdamaian di Suriah Timur Laut,” kata Abdi dalam unggahan di platform media sosial X.

Menyusul jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad bulan lalu, pasukan Kurdi dukungan AS berada di bawah tekanan yang kian meningkat dari pemerintah baru di Damaskus dan pemerintah Turki untuk melucuti senjata.

Kelompok-kelompok bersenjata Suriah dukungan Turki juga terlibat bentrokan setiap hari dengan SDF di beberapa daerah di Suriah utara. Ankara menganggap SDF sebagai perpanjangan tangan dari Partai Pekerja Kurdi (PKK), yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa.

AS memiliki sekitar 2.000 tentara di Suriah sebagai bagian dari misi anti-ISIS, menurut Pentagon.

Ketika ditanya pada konferensi pers 7 Januari lalu apakah ia akan mempertahankan kapasitas pasukan yang sama di Suriah, Trump mengatakan ia tidak akan mengomentari strategi militer.

Terkait ketegangan antara pemerintah Turki pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Kurdi Suriah, Trump mengatakan ia berteman dengan Erdogan.

“Ia adalah orang yang saya sukai dan hormati. Saya pikir ia juga menghormati saya,” kata Trump dalam konferensi pers yang sama.

“Ia adalah orang yang tidak memburu orang-orang tertentu setelah saya meminta agar ia tidak, tahu kan yang saya bicarakan, memburu orang-orang Kurdi. Saya tidak tahu berapa lama itu akan [bertahan] karena mereka musuh alami. Mereka saling membenci, tetapi ia belum melakukannya, dan ia tidak melakukannya pada masa lalu juga. Ia memulainya, dan saya katakan tolong jangan lakukan, dan ia tidak melakukannya,” lanjut Trump.

Presiden Trump mengacu pada diskusi yang ia lakukan dengan presiden Turki pada 2019 dalam masa jabatannya yang pertama. Menyusul penarikan sebagian pasukan AS dari Suriah timur laut pada Oktober 2019, militer Turki dan proksi-proksi Suriah mereka melakukan ofensif darat besar-besaran terhadap pasukan Kurdi Suriah. Turki mengakhiri serangannya setelah beberapa perjanjian gencatan senjata yang diperantarai secara terpisah oleh AS dan Rusia. [uh/ns]

VOA Headline News: Kurdi Suriah Cari Dukungan Berkelanjutan dari AS di Bawah Trump
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:05:00 0:00

Forum

XS
SM
MD
LG