Perdana Menteri China Li Qiang tiba di pusat kota Auckland di bagian utara Selandia Baru pada Jumat (14/6), membangkitkan harapan akan terciptanya jalur-jalur perdagangan baru di kalangan para pemimpin bisnis negara tersebut.
Li, yang sedang melakukan tur enam hari ke Selandia Baru dan Australia, merupakan pejabat tertinggi yang mengunjungi kedua negara tersebut sejak pendahulunya pada 2017.
Menurut data Bank Dunia, China menyumbang 30 persen pendapatan ekspor Selandia Baru, tetapi ada kekhawatiran bahwa pendapatan ini akan hilang jika perekonomian terbesar kedua di dunia itu terus melambat.
Dewan China-Selandia Baru – yang mewakili beberapa eksportir terbesar dan perusahaan paling berpengaruh di negara itu – dijadwalkan bertemu dengan Li pada Jumat (14/6) malam.
Seorang juru bicara dewan itu mengatakan mereka antusias untuk “mendengar pandangan Perdana Menteri China mengenai potensi bidang pertumbuhan baru dalam hubungan bilateral."
Mark Piper, kepala eksekutif lembaga sains terkemuka di Selandia Baru, bertemu Li sebelumnya dalam tur ke sebuah fasilitas penelitian.
“Dia berbicara tentang lebih banyak kolaborasi penelitian dan lebih banyak pertukaran sumber daya manusia, dan itulah yang benar-benar kami minati,” katanya kepada AFP.
“Dia sangat sangat mendukung kolaborasi. Dia melihat potensi yang dapat dibawa oleh Selandia Baru ke China dan yang dapat dibawa oleh China ke Selandia Baru.”
Selandia Baru adalah salah satu negara maju pertama yang menandatangani perjanjian perdagangan bebas komprehensif dengan Beijing.
Konsumen China memiliki selera yang besar, khususnya terhadap daging, produk susu, dan anggur premium Selandia Baru.
Li memuji peluang perdagangan, pariwisata dan investasi saat ia memulai turnya di ibu kota Selandia Baru, Wellington, pada Kamis (13/6).
Namun, dia memperingatkan bahwa perbedaan yang muncul antara kedua negara “tidak boleh menjadi jurang yang menghalangi pertukaran dan kerja sama di antara kita." Selandia Baru, yang telah lama dipandang sebagai salah satu mitra terdekat China di kawasan ini, semakin berani mengkritik peran Beijing di Pasifik Selatan. [ab/lt]
Forum