Kuba dan Venezuela hari Jumat (2/11) mengecam ucapan keras terbaru pemerintah Trump mengenai negara pulau itu dan sekutu-sekutunya, tetapi mengatakan tetap membuka pintu pembicaraan dengan Washington.
Diplomat senior Kuba mengenai urusan AS menawarkan ucapan yang lebih damai di samping kecamannya terhadap pidato penasihat Keamanan Nasional John Bolton Kamis yang memaparkan kebijakan garis keras terhadap negara-negara yang dicap Gedung Putih sebagai "troika tirani".
Bolton menjanjikan sanksi baru terhadap Venezuela dan Kuba dan penalti tambahan terhadap Nikaragua serta mengatakan AS "tidak akan lagi membuat tenang diktator dan tiran di dekat pantai kita di belahan bumi ini."
Carlos Fernandez de Cossio mengatakan kepada wartawan di Havana bahwa "Kuba menolak keras bahasa yang digunakan Bolton, kata-kata vulgar yang digunakan dalam pernyataannya. Namun De Cossio mengatakan keterbukaaan Kuba untuk mengadakan pembicaraan yang terhormat dengan AS tidak berubah.
"Kuba terbuka untuk melakukan dialog yang jujur, profesional, terbuka dan hormat dengan AS," katanya. "Kuba terbuka untuk membahas topik apa saja, jika itu didasarkan pada rasa hormat."
Di Venezuela, Diosdado Cabello,Ketua DPR Venezuela mengatakan AS tidak ingin Venezuela memiliki makanan maupun obat-obatan dan "genosida kebencian internasional terhadap Venezuela, yang dipimpin oleh Amerika" sedang berlangsung. (my)