Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Jumat (14/3) mengatakan ada alasan untuk "sedikit optimis" mengenai kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan antara Ukraina dan Rusia, menyusul pembicaraan antara utusan Amerika Serikat dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow.
Berbicara kepada wartawan dalam jumpa pers melalui telepon, Peskov merujuk pada komentar Putin, Kamis (13/3) yang menyatakan dukungan terkait proposal gencatan senjata Amerika Serikat untuk menghentikan perang Rusia dengan Ukraina selama 30 hari, sambil mengatakan ada beberapa pertanyaan yang masih perlu dijawab.
Peskov mengatakan "meskipun masih banyak yang harus dilakukan, Putin "menyatakan solidaritasnya terhadap [Presiden Amerika Serikat Donald] Trump." Menurut Peskov, Putin mengadakan pembicaraan larut malam dengan utusan khusus Amerika Serikat Steve Witkoff, Kamis (13/3), di mana Putin "menyampaikan informasi dan sinyal tambahan kepada Presiden Trump."
Juru bicara Kremlin mengatakan kedua pihak sepakat Putin dan Trump harus berbicara. Waktu pembicaraan, menurut Peskov, akan disepakati setelah Witkoff menyampaikan informasi baru tersebut kepada Trump.
Dalam pidato malamnya kepada rakyatnya, Kamis (13/3), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan komentar Putin "sangat manipulatif" dan ia menganggap dukungan Putin yang bersyarat terhadap rencana Amerika Serikat tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menolaknya.
"Ia sebenarnya sedang mempersiapkan penolakan saat ini, karena Putin, tentu saja, takut memberi tahu Presiden Trump bahwa ia ingin melanjutkan perang ini, bahwa ia ingin membunuh warga Ukraina," kata Zelenskyy. Ia mencatat Ukraina telah menerima usulan Amerika Serikat dan siap untuk menyelenggarakan pemantauan dan verifikasi.
"Kami tidak memberikan syarat yang mempersulit proses; Rusia lah yang mengajukan syarat," kata Zelenskyy.
Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, Jumat (14/3) mengatakan diskusi antara Trump dan Putin belum dijadwalkan, tetapi mungkin saja berubah.
Mengacu pada komentar di akun media sosial Truth Social milik presiden, Leavitt mengatakan Trump menekan Rusia untuk "melakukan hal yang benar." Dia menyebut pembicaraan di Moskow, Kamis (13/3) sebagai "hari yang produktif bagi perdamaian bagi Amerika Serikat dan dunia."
Pada hari Kamis (13/3) di Gedung Putih, menjelang pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, Trump mengatakan akan "sangat mengecewakan" jika Rusia akhirnya menolak upaya Amerika Serikat untuk mengakhiri perang.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris, Jumat (14/3) mengatakan bahwa prioritas Rusia untuk mendanai perangnya dengan Ukraina kemungkinan mengakibatkan kurangnya dana untuk perawatan kesehatan bagi warga Rusia, yang menyebabkan kekurangan staf dan peralatan medis.
Dalam laporan intelijen pertahanannya, kementerian tersebut mengatakan Rusia dilaporkan menutup sedikitnya 160 rumah sakit pada tahun 2024, termasuk 18 fasilitas persalinan dan sedikitnya 10 klinik anak-anak. Laporan tersebut mengatakan kota-kota kecil dan desa-desa Rusia telah terkena dampak khususnya.
Kementerian Pertahanan mengatakan 500.000 korban dari pihak Rusia dalam perang Ukraina tentu saja terus membebani sektor medis militer Rusia. [es/dw]