Korea Utara menuduh Korea Selatan hari Jumat memberi tanggapan buruk terhadap wafatnya pemimpin agung Kim Jong Il dengan cara menyatakan simpati untuk rakyat Korea Utara, namun memutuskan untuk tidak mengirimkan delegasi pemerintah ke pemakaman Kim pekan depan.
Dalam pernyataan yang dimuat dalam website resmi Korea Utara, Pyongyang memperingatkan Seoul bahwa keputusan tersebut mungkin menimbulkan dampak cukup besar pada hubungan Utara-Selatan. Korea Utara telah mengatakan negara itu akan membuka perbatasannya untuk delegasi dari Selatan yang ingin menyatakan rasa belasungkawa.
Tetapi Korea Selatan mengatakan negara itu akan mengizinkan hanya dua kelompok untuk berkunjung – keluarga mantan presiden Kim Dae-Jung dan bekas ketua Hyundai Group Chung Mong-Hun.
Sebelumnya hari Kamis, Korea Utara menyatakan dimulainya era Kim Jong Un dengan menggambarkan putera Kim Jong Il itu sebagai “pengganti” pelaku tindakan revolusi negara itu “dan pemimpin rakyatnya.”
Editorial surat kabar resmi Korea Utara Rodong Sinmun mengatakan Kim Jong Un seharusnya bergerak kedepan menuju kemandirian, sambil meneruskan ajaran Kim Jong Il, yang kematiannya diumumkan minggu ini. Surat kabar itu menghimbau bangsa itu untuk berada dibelakang pemimpin muda dan dengan setia mempertegak kepemimpinannya.
Kematian Kim Jong Il setelah 17 tahun berkuasa telah menyulut keprihatinan regional dan negara-negara Barat tentang masa depan Korea Utara yang tentaranya sangat besar, sejarah permusuhan sejak dulu terhadap Korea Selatan dan ambisi nuklir yang besar.