Tautan-tautan Akses

Korea Utara akan Kembali Coba Luncurkan Satelit Mata-mata Militer


Roket pembawa satelit baru saat meninggalkan landasan peluncuran, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. (KCNA VIA KNS /AFP)
Roket pembawa satelit baru saat meninggalkan landasan peluncuran, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara. (KCNA VIA KNS /AFP)

Korea Utara mengatakan kepada Jepang, Selasa (21/11), bahwa mereka akan meluncurkan satelit dalam beberapa hari mendatang. Upaya ketiga Korea Utara untuk meluncurkan satelit mata-mata militer yang dianggap melanggar resolusi PBB itu langsung mendapat teguran dari negara-negara tetangganya.

Korea Utara sangat ingin mengoperasikan satelit mata-mata untuk menghadapi apa yang mereka sebut sebagai peningkatan ancaman militer yang dipimpin Amerika. Namun dua upaya sebelumnya untuk menempatkan satelit mata-mata ke orbit awal tahun ini berakhir dengan kegagalan karena masalah teknis.

Garda Pantai Jepang mengatakan Korea Utara memberi tahu Tokyo tentang rencananya meluncurkan satelit antara Rabu (22/11) dan 30 November.

Pemberitahuan tersebut mengidentifikasi tiga zona maritim di mana puing-puing roket yang membawa satelit mungkin jatuh. Dua diantaranya berada di perairan antara Semenanjung Korea dan China dan yang ketiga berada di Laut Filipina, kata juru bicara Garda Pantai Jepang Kazuo Ogawa.

Roket Nuri lepas landas dari landasan peluncuran di Naro Space Center di Goheung, Korea Selatan, Kamis, 25 Mei 2023. (Foto: via AP)
Roket Nuri lepas landas dari landasan peluncuran di Naro Space Center di Goheung, Korea Selatan, Kamis, 25 Mei 2023. (Foto: via AP)

Ogawa mengatakan wilayah tersebut sama dengan wilayah yang diidentifikasi Korea Utara terkait kegagalan peluncuran satelitnya pada bulan Mei dan Agustus, sehingga menyiratkan bahwa upaya ketiga akan memiliki jalur penerbangan yang serupa. Korea Utara memberikan informasi peluncuran kepada Jepang karena Garda Pantai Jepang yang bertugas mengoordinasikan dan mendistribusikan informasi keselamatan maritim di Asia Timur.

Pemberitahuan Korea Utara datang sehari setelah saingannya Korea Selatan memperingatkan agar negara tersebut membatalkan peluncurannya atau menghadapi konsekuensinya. Militer Korea Selatan mengisyaratkan Seoul akan menangguhkan perjanjian antar-Korea tahun 2018 yang ditujukan untuk mengurangi ketegangan dan melanjutkan pengawasan udara garis depan dan latihan penembakan sebagai respons terhadap peluncuran satelit Korea Utara.

Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang peluncuran satelit apa pun oleh Korea Utara karena dianggap sebagai kedok untuk menguji teknologi rudalnya. Korea Utara mengatakan bahwa mereka memerlukan sistem pengawasan berbasis ruang angkasa untuk memantau para pesaingnya dengan lebih baik. Namun, Korea Selatan mengatakan bahwa peluncuran Korea Utara juga dirancang untuk meningkatkan program rudal jarak jauhnya.

Sejak tahun lalu, Korea Utara telah melakukan sekitar 100 uji coba rudal sebagai bagian dari upayanya untuk memodernisasi persenjataan nuklirnya yang menarget Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Banyak pakar asing mengatakan Korea Utara masih memiliki beberapa kendala teknologi yang harus diatasi agar bisa memiliki rudal berujung nuklir yang berfungsi.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida meminta para pejabat berkoordinasi dengan negara-negara lain untuk meminta Korea Utara membatalkan peluncurannya. Ia mengatakan kapal perusak Jepang yang membawa radar kelas Aegis dan sistem pertahanan rudal PAC-3 di Okinawa telah diaktifkan untuk bersiaga jika terjadi perkembangan yang tidak terduga.

“Kalaupun tujuannya untuk meluncurkan satelit, tetapi jika menggunakan teknologi rudal balistik, itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, dan ini adalah hal yang sangat mempengaruhi keselamatan masyarakat,” kata Kishida. [ab/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG