Para pejabat Indonesia menyatakan jumlah korban tewas akibat letusan Gunung Merapi meningkat menjadi sedikitnya 138 orang setelah semakin banyak mayat ditemukan di desa-desa sekitar gunung itu.
Enampuluh empat jenazah korban letusan Gunung Merapi dimakamkan secara massal di tempat pemakaman umum di Seyegan, Sleman, Yogyakarta hari Minggu, diberangkatkan dari Rumah Sakit Sardjito.
Ke-64 jenazah korban letusan Merapi pada Jumat (5 November) dini hari itu dimakamkan dalam satu liang lahat berukuran 7x28 meter dengan kedalaman sekitar dua meter. Jenasah-jenasah yang dikenali oleh sanak keluarga ditempatkan dalam peti mati kayu dan yang tidak dikenali dikuburkan dalam kantong-kantong jenazah.
Rencana semula, pemerintah daerah kabupaten Sleman akan memakamkan 76 jenazah namun, 12 jenazah lainnya akhirnya diambil oleh keluarganya untuk dimakamkan secara terpisah.
Sementara, selagi letusan Merapi masih membahayakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengunjungi para pengungsi korban letusan Merapi hari Minggu.
Hari Minggu, Presiden Yudhoyono mengunjungi 30.000 lebih pengungsi di stadion Maguwoharjo Yogyakarta dan kembali minta kesabaran mereka agar bersedia tinggal di tempat itu hingga Merapi benar-benar kembali normal.
Presiden mengatakan: “ Untuk sementara waktu sampai Gunung Merapi kembali normal, saya harapkan saudara-saudara tetap di tempat ini. Saya mohon kesabaran dan pengertiannya, lebih baik sementara seperti ini tetapi selamat, aman daripada kita buru-buru kembali ke tempat semula padahal belum dinyatakan aman”.
Keberadaan para pengungsi dan keterlibatan jajaran pendidikan termasuk para mahasiswa membantu para pengungsi, menurut Menteri Pendidikan Muhammad Nuh, justru menjadi bagian dari pendidikan karakter.
Muhammad Nuh mengatakan: “ Kesempatan sekarang ini merupakan kesempatan bagus untuk melatih, mempertajam perasaan, ikatan sosial, mempertajam akal budi dan seterusnya, sehingga adik-adik mahasiswapun bisa menggunakan kesempatan ini memperkuat ikatan social. Dan ini adalah bagian dari pendidikan karekter bagian dari proses pendidikan pula”.
Sementara itu, Kepala Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono menjelaskan, hingga Minggu malam letusan Merapi masih berlangsung terus-menerus dengan intensitas yang berubah-rubah.
Surono mengatakan, “Saya justru berharap justru tidak berhenti meletusnya supaya energinya dikuras, status Merapi masih tetap “awas”, daerah yang aman adalah diluar 20 kilometer dari letusan Merapi. Letusan Merapi sejak 3 November 2010 pukul 11:11 hingga saat ini belum berhenti, dengan kondisi intensitas letusan berfluktuasi namun cenderung meningkat.”.
Surono juga mengingatkan warga akan bahaya sekunder letusan Merapi berupa banjir lahar. Pada saat ini, seluruh sungai utama yang berhulu di di Merapi berpotensi untuk membawa banjir lahar.
Menurut Surono, awan panas Merapi yang terakhir mempunyai jarak luncur hingga 15 kilometer. Ini jarak yang terjauh, karena selama ini belum pernah dalam sejarah Merapi mengeluarkan awan panas hingga 15 kilometer jauhnya.
Surono menambahkan, “Jadi sekarang ini bahaya sekunder Merapi selain bahaya langsung berupa letusan adalah banjir lahar, karena hujan terus menerus bisa mengangkat material letusan masuk ke sungai sehingga bisa jadi banjir lahar ”.
Laporan terakhir dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menunjukkan, hingga Minggu pukul 12:00 WIB jumlah pengungsi di Jawa Tengah dan Yogyakarta sudah mencapai 275-ribu lebih, yang tersebar di 210 titik.