Menjelang tenggat perundingan di Wina, bahkan sejumlah pendukung utama Presiden Barack Obama di Kongres telah merasakan pesimistis mengenai status perundingan nuklir itu. Diantaranya adalah Senator Chris Murphy dari Partai Demokrat.
“Saya kurang optimistis dibandingkan seminggu lalu," ujar Murphy. "Tampaknya, Iran sangat sulit menyepakati berbagai ketentuan perjanjian itu dan pemerintah Amerika telah berulangkali menegaskan tidak akan menyetujui perjanjian yang buruk.”
Namun bagi pihak-pihak yang telah lama menentang diplomasi dengan Iran, kesulitan untuk mencapai perjanjian membuktikan kekhawatiran mereka. Misalnya Senator Ted Cruz dari Partai Republik.
“Perundingan nuklir dengan Iran ini telah berubah dari buruk menjadi lebih buruk dan kini menjadi malapetaka," ujar Ted Cruz. "Saat ini, pemerintahan Obama tampaknya hanya mengejar isu-isu domestik dan secara drastis memperlemah keamanan nasional negara ini. Perundingan ini hanya mempercepat kemampuan Iran membuat senjata nuklir.”
Cruz adalah salah satu kontestan calon presiden Amerika dari Partai Republik untuk pemilu tahun depan.
Menteri Luar Negeri John Kerry hari Kamis mengatakan siap mengakhiri perundingan jika para pihak yang terlibat tidak mau mengambil keputusan yang sulit.
Berbicara kepada para wartawan di Wina, Kerry mengatakan mereka tidak mau diburu-buru mencapai kesepakatan.
“Yang kita fokuskan saat ini adalah mutu kesepakatannya. Jika pada akhirnya kami sukses, perjanjian itu harus bisa bertahan lama. Bukan hanya untuk hitungan hari, minggu atau bulan tetapi puluhan tahun. Itulah tujuan kami,” kata Kerry.
Gedung Putih mengatakan Presiden Obama siap menarik juru runding Amerika dari Wina jika perundingan tampak tidak berlangsung konstruktif, kata jurubicara Josh Earnest.