Paus Fransiskus, yang merespons pengobatan pneumonia dengan baik, pada hari Minggu (9/3) berterima kasih kepada para dokter dan petugas kesehatan saat dia tidak dapat menyampaikan doa misa untuk keempat kalinya secara langsung.
Paus Fransiskus usia 88 tahun yang dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari itu, menyampaikan doa tertulis di mana ia berterima kasih kepada mereka yang secara sukarela membantu orang lain yang membutuhkan, memuji “kedekatan dan kelembutan mereka.”
“Saya juga mengalami layanan perawatan yang penuh perhatian dan tulus, khususnya dari para dokter dan petugas kesehatan, dan saya ucapkan terima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam,“ katanya. ‘Kita membutuhkan ini, ’ketulusan ajaib' yang menyertai mereka yang kesulitan, membawa sedikit cahaya ke dalam malam yang penuh penderitaan,” katanya dalam tulisan yang diterbitkan Vatikan.
Pemimpin dari 1,4 miliar umat Katolik di dunia ini pernah dirawat di Gemelli sebelumnya, terutama untuk operasi usus besar pada tahun 2021 dan operasi hernia pada tahun 2023. Namun, rawat inap kali ini lebih serius, karena Paus Fransiskus menderita beberapa kali krisis pernapasan, yang memicu kekhawatiran pemulihan akan lama, atau mungkin akan memaksa Paus yang sudah lanjut usia itu untuk mengundurkan diri.
Pada hari Sabtu, Vatikan mengatakan bahwa paus tampaknya akhirnya merespons pengobatan dengan baik dan mengalami “sedikit peningkatan secara bertahap,” yang menandai beberapa hari tanpa krisis. Meskipun paus tidak mengalami demam, para dokternya ingin melihat hasil yang lebih positif “dalam beberapa hari mendatang” sebelum memberikan prognosis, kata sebuah buletin medis pada malam hari. Buletin berikutnya diperkirakan akan terbit Senin sore.
Mengingat banyaknya tugas, Paus Fransiskus secara bergantian beristirahat, berdoa, dan melakukan sedikit tugasnya ketika dia merasa sanggup melakukannya.”
Pada Minggu pagi, Paus menerima Kardinal Italia Pietro Parolin, sekretaris negara Vatikan, dan Edgar Pena Parra, uskup agung Venezuela yang juga seorang pejabat senior Vatikan.
Umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu, di mana Fransiskus biasanya berdiri di jendela Vatikan untuk membacakan doa misa kepada umat mengatakan kehadirannya sangat dirindukan. “Dia adalah orang yang luar biasa yang telah memberi begitu banyak dan saya berharap dia dapat kembali sesegera mungkin,” kata Diana Desiderio, seorang sukarelawan di lembaga perlindungan sipil di Pescara. Dia dan rekan-rekan sukarelawan lainnya berdoa agar Fransiskus “kembali muncul dari jendela dan membawa kedamaian dan ketenangan bagi semua orang, karena kita membutuhkannya,” katanya kepada kantor berita AFP.
Paus Fransiskus mengakhiri dia dengan seruan tradisionalnya untuk perdamaian dalam konflik, “khususnya di Ukraina yang tersiksa, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan, dan Republik Demokratik Kongo.”
Dia mengatakan bahwa dia telah “mengetahui dengan keprihatinan tentang kembalinya kekerasan di beberapa daerah di Suriah: Saya berharap mereka berhenti secara pasti, dengan menghormati sepenuhnya semua komponen etnis dan agama masyarakat.”
Umat Katolik juga berkumpul di rumah sakit Gemelli untuk mendoakan Fransiskus atau meninggalkan bunga, lilin, dan kartu ucapan. Giuseppe Antonio Perazzo, yang berusia 74 tahun, berada di rumah sakit itu untuk hari Minggu kedua berturut-turut, berpakaian rapi dengan setelan jas dan dasi, dengan harapan Paus akan muncul di jendela. Sebuah poster yang disandarkannya di depan jendela kamar Paus mendesak Paus asal Argentina itu - yang dikenal sebagai pasien yang keras kepala - agar “terus melakukan apa yang disarankan oleh para dokter dan suster.” [my/jm]
Forum