SOLO —
Yel-yel cegah HIV AIDS dan Indonesia bebas dari HIV AIDS terdengar di Jalan Slamet riyadi Solo, Sabtu pagi (1/12). Tampak belasan orang dengan rambut terurai panjang, memakai rok mini, dan berdandan rapi membawa berbagai poster gambar ODHA dan bahaya HIV AIDS. Mereka adalah komunitas transgender di Solo.
Juru Bicara aksi Himpunan Waria Solo, Chandra alias Chintya mengatakan aksi ini untuk mengingatkan masyarakat bahaya HIV AIDS. Menurut Chandra alias Chintya, jumlah anggota komunitas transgender di Solo yang terdaftar mencapai seratusan orang, sedangkan yang belum terdaftar mencapai dua kali lipatnya.
“HIV AIDS menyebar tanpa pandang bulu, suku, agama atau golongan manapun. PSK, Waria, bahkan dokter pun bisa kena HIV AIDS. Cara mencegah penyebaran HIV AIDS yaitu setia pada pasangan atau selalu memakai kondom,” demikiam ungkap Chandra.
Salah seorang anggota komunitas transgender tersebut, Mami Londo, mengungkapan selama ini kelompok transgender sering dituding menjadi penyebar HIV AIDS dan mendapat perlakuan diskriminatif.
“Kita sebagai kelompok yang terpinggirkan selalu dituding menjadi penyebab penyebaran HIV AIDS, sering diperlakukan diskriminatif, dan dilecehkan masyarakat. Makanya hari ini kita buktikan kita bisa bangkit. Waria bisa mencegah dan peduli pada bahaya penyebaran HIV AIDS,” kata Mami Londo.
Sementara itu, salah seorang warga Solo yang ikut dalam aksi tersebut, Bambang Saptono mengatakan peringatan Hari HIV AIDS sedunia ini menjadi moment penting bagi Indonesia Bebas dari HIV AIDS.
“Jumlah ODHA di Indonesia sudah mencapai setengah juta lebih. Setiap tahun terus melonjak. Harus ada gerakan solid mencegah penyebaran HIV AIDS. Virus penyakit ini sangat membahayakan, sangat mematikan dan belum ditemukan obatnya,” kata Bambang Saptono.
Dalam aksi tersebut, anggota komunitas transgender di Solo ini juga memberikan penjelasan kepada warga yang melintas tentang bahaya HIV AIDS.
Juru Bicara aksi Himpunan Waria Solo, Chandra alias Chintya mengatakan aksi ini untuk mengingatkan masyarakat bahaya HIV AIDS. Menurut Chandra alias Chintya, jumlah anggota komunitas transgender di Solo yang terdaftar mencapai seratusan orang, sedangkan yang belum terdaftar mencapai dua kali lipatnya.
“HIV AIDS menyebar tanpa pandang bulu, suku, agama atau golongan manapun. PSK, Waria, bahkan dokter pun bisa kena HIV AIDS. Cara mencegah penyebaran HIV AIDS yaitu setia pada pasangan atau selalu memakai kondom,” demikiam ungkap Chandra.
Salah seorang anggota komunitas transgender tersebut, Mami Londo, mengungkapan selama ini kelompok transgender sering dituding menjadi penyebar HIV AIDS dan mendapat perlakuan diskriminatif.
“Kita sebagai kelompok yang terpinggirkan selalu dituding menjadi penyebab penyebaran HIV AIDS, sering diperlakukan diskriminatif, dan dilecehkan masyarakat. Makanya hari ini kita buktikan kita bisa bangkit. Waria bisa mencegah dan peduli pada bahaya penyebaran HIV AIDS,” kata Mami Londo.
Sementara itu, salah seorang warga Solo yang ikut dalam aksi tersebut, Bambang Saptono mengatakan peringatan Hari HIV AIDS sedunia ini menjadi moment penting bagi Indonesia Bebas dari HIV AIDS.
“Jumlah ODHA di Indonesia sudah mencapai setengah juta lebih. Setiap tahun terus melonjak. Harus ada gerakan solid mencegah penyebaran HIV AIDS. Virus penyakit ini sangat membahayakan, sangat mematikan dan belum ditemukan obatnya,” kata Bambang Saptono.
Dalam aksi tersebut, anggota komunitas transgender di Solo ini juga memberikan penjelasan kepada warga yang melintas tentang bahaya HIV AIDS.