Tautan-tautan Akses

Komisioner HAM PBB: Trump Bisa Picu Kekerasan terhadap Media


Komisioner Tinggi PBB Urusan HAM, Zeid Ra'ad al-Hussein (foto: dok).
Komisioner Tinggi PBB Urusan HAM, Zeid Ra'ad al-Hussein (foto: dok).

Komisisaris Tinggi HAM PBB, Zeid Ra'ad al Hussein, memperingatkan kebebasan pers di Amerika diserang oleh Presiden Donald Trump, dan berpotensi menimbulkan dampak nasional dan global.

Pejabat urusan HAM tertinggi PBB memperingatkan, kecaman Presiden AS Donald Trump yang berulangkali terhadap media berita kemungkinan bisa memicu kekerasan terhadap wartawan.

Trump telah berulangkali menyerang media-media berita besar, seperti The New York Times, The Washington Post dan CNN, termasuk yang terjadi bulan ini ketika ia mengecam organisasi-organisasi pemberitaan atas liputan mereka mengenai demonstrasi supremasi kulit putih yang diwarnai kekerasan di Charlottesville, Virginia. Pada kesempatan itu, Trump menyebut para wartawan, orang-orang yang benar-benar tidak jujur.

Komisaris HAM PBB, Zeid Ra'ad al Hussein mengatakan, kata-kata dan tindakan memiliki konsekuensi, dan keduanya harus dipilih dengan bijak. Zeid mengatakan, pencitraan oleh Presiden Trump bahwa surat kabar dan media yang berpengaruh sebagai pembohong dan penipu merusak.

Dia mengatakan referensi kepada wartawan sebagai orang yang tidak jujur dan jelek serta pemasok berita palsu, berpotensi membahayakan.

"Apakah ini bukan hasutan bagi orang lain untuk menyerang wartawan? Dan, katakanlah ada seorang wartawan dari salah satu organisasi ini yang dilukai, apakah presiden kemudian tidak memikul tanggung jawab atas hal ini, karena telah mengipas hasutan ini?," ujarnya.

Zeid mengatakan, mengutuk pers itu beracun karena mempunyai konsekuensi di tempat lain. Dia mengatakan, kata-kata presiden AS itu bergema di seluruh dunia.

"Kita lihat sekarang di Kamboja misalnya, izin media, program radio sedang dicabut dari udara. Dan, ucapan presiden AS sedang dikutip. Apakah itu akan berkembang?," tanyanya.

Zeid mengatakan, kebebasan pers merupakan landasan Konstitusi AS. Ia heran, alih-alih membela hak ini, kebebasan pers sekarang diserang oleh Presiden AS.

Dia menyebut ini perobahan yang mengejutkan dan akhirnya berbahaya, menyebabkan hasutan dan ketakutan, penyensoran sendiri, pelarangan dan kemudian kekerasan.

Trump secara tetap mengritik media berita utama seperti CNN, New York Times dan Washington Post. Sebelumnya pada bulan Agustus, dia membidik organisasi berita yang meliput demonstrasi kekerasan yang diselenggarakan oleh supremasi kulit putih di Charlottesville, Virginia. Dia menyebut wartawan yang meliput peristiwa itu "orang yang benar-benar tidak jujur." Trump telah mengecam media dalam pidatonya dan di Twitter. [ab/uh/ps]

XS
SM
MD
LG