Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang mendarat di Moskow pada hari Senin dan disambut oleh orkestra militer di landasan pacu, dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Jenderal itu didampingi oleh sesama anggota dewan militer yang berkuasa dan Kabinet, selain para pejabat militer, kata stasiun televisi pemerintah MRTV.
Menurut laporan itu, Min Aung Hlaing juga akan bertemu dengan para pejabat tinggi Rusia lainnya dan membahas hubungan bilateral, masalah ekonomi dan keamanan dengan tujuan memperkuat kerja sama strategis.
Rusia, bersama dengan China, adalah pendukung dan pemasok senjata utama pemerintah militer Myanmar. Jet-jet tempur buatan Rusia digunakan dalam berbagai serangan terhadap teritori yang dikuasai kelompok-kelompok etnik minoritas, yang banyak di antaranya bersekutu dengan pasukan perlawanan yang prodemokrasi.
Rusia membela pemerintah militer Myanmar dalam berbagai forum internasional, dan para jenderal yang berkuasa mendukung agenda kebijakan luar negeri Moskow.
Negara-negara Barat telah mengucilkan militer yang berkuasa di Myanmar serta memberlakukan sanksi politik dan ekonomi terhadap mereka karena pengambilalihan kekuasaan dan penindasan keras terhadap oposisi, yang menyebabkan kematian ribuan warga sipil dan menimbulkan konflik bersenjata yang secara luas dianggap sebagai perang saudara.
Ini adalah kunjungan keempat Min Aung Hlaing ke Rusia sejak militernya merebut kekuasaan pada Februari 2021 dari pemerintah terpilih pimpinan Aung San Suu Kyi. Satu-satunya pertemuan sebelumnya dengan Putin diketahui berlangsung di sela-sela Forum Ekonomi Timur yang diselenggarakan di Vladivostok, kota di Rusia timur, pada September 2022.
Rusia dan Myanmar juga melakukan latihan militer bersama dan menandatangani perjanjian mengenai pengembangan tenaga nuklir. Pemerintah militer Myanmar berencana untuk mengizinkan tenaga kerja umum ke Rusia untuk bekerja. [uh/ab]
Forum