Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia pada Minggu (23/2) mengatakan Myanmar dan sekutu dekatnya, Rusia, telah menandatangani sebuah memorandum mengenai kerja sama investasi di sebuah zona ekonomi khusus di Dawei, termasuk pembangunan sebuah pelabuhan dan kilang minyak.
Dokumen ini ditandatangani oleh Kepala Kementerian Rusia, Maxim Reshetnikov, dan Menteri Investasi dan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Myanmar, Kan Zaw, dalam sebuah kunjungan delegasi Rusia ke negara Asia Tenggara tersebut.
“Teks memorandum ini berisi parameter-parameter dasar dari beberapa proyek infrastruktur dan energi besar yang sedang diimplementasikan bersama dengan perusahaan-perusahaan Rusia di Myanmar,” kata Kementerian Rusia mengutip Reshetnikov dalam sebuah pernyataan.
“Kami membicarakan proyek untuk membangun pelabuhan, pembangkit listrik tenaga panas berbahan bakar batu bara, dan kilang minyak.”
Dia menambahkan “penyulingan minyak masih merupakan elemen yang paling kompleks,” dan belum ada keputusan akhir mengenai pembangunan kilang.
“Mengenai kilang, ada keinginan dari pihak Myanmar untuk memiliki kilang. Perusahaan kami masih mempelajari manfaat proyek semacam itu bagi perekonomian kami, ini sangat rumit dari sudut pandang kelayakan ekonomi,” kantor berita Interfax mengutip Reshetnikov.
Menurut Kementerian Rusia, zona ekonomi khusus Dawei adalah proyek seluas 196 kilometer persegi di Laut Andaman yang direncanakan menjadi kawasan industri teknologi tinggi dan pusat transportasi, zona teknologi informasi, dan zona pemrosesan ekspor.
Rusia telah menjadi sekutu terdekat Myanmar sejak kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan sipil terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari 2021.
Moskow dan Naypyidaw telah membahas kerja sama energi yang lebih mendalam, termasuk partisipasi Rusia dalam pembangunan pipa gas ke kota utama Myanmar, Yangon. Rusia juga memiliki rencana untuk membangun reaktor riset nuklir di negaranya. [em/ab]
Forum