Pemimpin Tertinggi Iran Minggu (17/11) memberi dukungan terhadap keputusan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar yang memicu protes mematikan pada akhir pekan.
Ayatollah Ali Khamenei menuduh “preman” merusak properti, dan protes yang terjadi menyebabkan paling sedikit dua orang tewas. Komentarnya dikeluarkan sementara pemerintah menutup internet di seluruh Iran dalam usaha memadamkan protes sehubungan kenaikan harga bahan bakar sampai 50 persen.
Protes ini memperbaharui tekanan terhadap pemerintah Iran sementara negara itu berusaha mengatasi dampak dari sanksi Amerika setelah Presiden Trump secara unilateral menarik Amerika dari persetujuan nuklir yang dicapai Iran dengan negara-negara kuat.
Meskipun berlangsung damai, namun demonstrasi beralih menjadi kekerasan di beberapa tempat. Video yang diunggah ke internet memperlihatkan petugas polisi menembakkan gas air mata kearah pendemo dan kumpulan masa melakukan pembakaran.
Demonstrasi berlangsung di lebih dari sepuluh kota menyusul keputusan Presiden Hassan Rouhani pada dini hari Jumat untuk menghapus subsidi bahan bakar. Namun, bensin di negara itu masih termasuk yang paling murah di dunia, harga baru naik menjadi 15 ribu rial per liter atau sekitar 1.800 rupiah per liter.
Warga Iran turun ke jalan-jalan di puluhan kota besar dan kecil untuk menunjukkan kemarahan atas keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dua kali lipat. Aksi protes itu tampaknya mendapat dorongan kuat setelah ulama Syiah yang utama di Irak, Ayatollah Ali Sistani mendukung para demonstran dalam khotbah salat Jumat (15/11) yang disampaikan oleh salah seorang pengikutnya.
Demonstran di ibukota provinsi Azerbaijan di Iran bentrok dengan polisi hari Sabtu (16/11), dan melempari polisi dengan batu di sebuah jalan utama di kota Tabriz. Video menunjukkan lalu lintas terhenti ketika polisi mengejar para demonstran supaya menjauhi jalan raya itu.
Demonstran juga menggunakan mobil dan bus untuk merintangi lalu lintas di ibukota Teheran ditengah badai salju yang tidak biasa. Video lain menunjukkan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan dimuka kantor milisi pro-pemerintah di Teheran.
Aksi protes dilaporkan terjadi hari Sabtu di puluhan kota untuk hari kedua berturut-turut, setelah pemerintah menaikkan harga-harga bahan bakar. Sejumlah orang dilaporkan tewas atau luka-luka, tapi tidak jelas berapa jumlah korban yang sebenarnya. Jaringan televisi milik Saudi, al-Arabiya melaporkan sembilan orang demonstran tewas hari Sabtu.
Video amatir menunjukkan pengunjuk rasa di kawasan Karaj sedang mengejar polisi, setelah polisi dilaporkan menembak mati dua orang demonstran tidak bersenjata. VOA belum bisa mengkonfirmasi kematian itu.
Media Arab juga melaporkan bahwa Iran telah menutup pos perbatasan dengan Irak ketika aksi demonstrasi di sana terus berkecamuk. Ulama Syiah Irak yang utama, Ayatollah Ali Sistani mendukung para pengunjuk rasa di Iran lewat khotbah salat Jumat yang dibacakan oleh salah seorang pengikutnya.
Mantan Presiden Iran Abolhassan Bani Sadr mengatakan pada VOA bahwa banyak warga Iran yang mendukung Ayatollah Sistani dan pesannya kepada rakyat Irak tampaknya juga bergema di Iran.
Kata Bani Sadr, Ayatollah Sistani mendukung rakyat sebagai sumber keabsahan pemerintah, dan ini adalah kecaman langsung atas pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan prinsip yang mengatakan bahwa rakyat harus dipimpin oleh tokoh agama yang baik.
Kata Bani Sadr lagi, keadaan ekonomi di Iran sangat serius, dan negeri itu punya defisit anggaran yang lebih dari lima milyar dollar. Keputusan menaikkan harga bahan bakar, katanya, langsung dibuat oleh Ayatollah Khamenei dan bukan parlemen Iran, dan ini menimbulkan kemarahan rakyat. (ii/jm)