Presiden Hassan Rouhani mengumumkan hari Minggu (10/11), Iran telah menemukan ladang minyak baru yang besar di bagian selatan negara itu, yang bisa meningkatkan produksi minyaknya sebanyak 30 persen.
Pengumuman bahwa Iran telah menemukan cadangan minyak mentah sebesar 50 milyar barrel itu terjadi pada saat Iran mengalami kesulitan besar untuk menjual minyaknya, setelah Amerika keluar dari perjanjian nuklir dengan Iran taun lalu.
Kata Presiden Rouhani, cadangan besar minyak mentah itu ditemukan dekat Kota Yazd, di propinsi Khuzestan. Penemuan baru itu menambah cadangan minyak mentah Iran menjadi sekitar 159 milyar barrel.
“Saya mengatakan kepada Gedung Putih, kendati kalian melarang penjualan minyak Iran dan menekan negara kami, para pekerja minyak kami berhasil menemukan ladang minyak baru yang besar dan mengandung 53 milyar barrel," kata Rouhani.
Iran saat ini mempunyai cadangan minyak terbesar keempat dan cadangan gas alam terbesar kedua di dunia. Penemuan cadangan minyak baru itu bisa menjadi ladang minyak terbesar kedua di Iran setelah ladang minyak Ahvaz yang mengandung 65 milyar barrel.
Sejak Amerika keluar dari perjanjian nuklir tahun 2015 dengan Iran, lima negara lain yang ikut dalam perjanjian itu, jerman, Perancis, Inggris, Rusia dan China berusaha keras untuk menyelamatkan nya, tapi tidak menawarkan cara lain untuk memungkinkan Iran menjual minyaknya ke luar negeri. Penjualan minyak itu adalah imbalan yang disebutkan dalam perjanjian nuklir, kalau Iran mau menghentikan program senjata nuklirnya.
Tapi dengan keluarnya Amerika dari perjanjian itu Iran merasa bebas untuk meningkatkan usaha memperkaya uraniumnya, yang nantinya bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir.
Gagalnya perjanjian nuklir itu bersamaan waktunya dengan sejumlah serangan misterius atas beberapa kapal tanker in Teluk Persia dan serangan atas fasilitas minyak Arab Saudi, yang kata Amerika dilakukan Iran. Tuduhan-tuduhan itu dibantah oleh Iran. (ii)