Tautan-tautan Akses

Keluarga Ibu yang Ditahan di Iran Minta Tindakan Pemerintah Inggris


Menlu Inggris Boris Johnson (kiri), berjalan dengan Richard Ratcliffe, suami Nazanin Zaghari-Ratcliffe, warga Inggris-Iran, di Kantor Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran di London, 15 November 2017. (Foto: dok).
Menlu Inggris Boris Johnson (kiri), berjalan dengan Richard Ratcliffe, suami Nazanin Zaghari-Ratcliffe, warga Inggris-Iran, di Kantor Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran di London, 15 November 2017. (Foto: dok).

Keluarga perempuan Inggris keturunan Iran yang dipenjarakan di Iran atas tuduhan spionase menuntut agar pemerintah Inggris mengambil peran yang lebih besar dalam memastikan pembebasannya, dua tahun setelah ibu muda itu ditahan sewaktu mengunjungi kerabatnya.

Nazanin Zaghari-Ratcliffe ditahan di penjara Evin yang terkenal di Teheran. Perempuan berusia 39 tahun itu ditangkap di bandara Teheran ketika ia akan meninggalkan Iran April 2016 dan belakangan dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena berusaha menggulingkan pemerintah. Nazanin dan keluarganya bersikukuh mengatakan, ia berada di Iran untuk berlibur.

Baca juga: Menlu Inggris Bicarakan Nasib Tahanan Warganya di Iran

Dalam sebuah wawancara dengan VOA, suaminya, Richard Ratcliffe, mengatakan harapan akan pembebasan Nazanin meningkat dalam beberapa pekan terakhir, namun perempuan itu kini terjebak dalam sengketa diplomatik antara London dan Teheran.

Nazanin Zaghari-Ratcliffe (Foto: dok).
Nazanin Zaghari-Ratcliffe (Foto: dok).

Ratcliffe mengatakan kepala penjara Evin telah mengatakan kepada istrinya bahwa ia telah mendapat persetujuan pembebasan beberapa bulan lalu, namun pihak penjara tidak dapat membebaskannya karena masih ada persoalan antara pemerintah Inggris dan pemerintah Iran terkait perhitungan bunga utang lama.

Utang yang dimaksud diyakini terkait kesepakatan jual beli senjata yang batal karena revolusi Iran pada 1979. Saat itu Iran diperkirakan mengalami kerugian jutaan dolar dalam transaksi tersebut.

Keluarga Zaghari-Ratcliffe ingin PM Inggris Theresa May lebih terlibat dalam kasus tersebut mengingat persoalan politik ikut terkait di dalamnya. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG